PDA

View Full Version : [Tanya] Maunya Apa Nih Sekolah?



Ronggolawe
06-01-2014, 04:41 PM
Ingin Berjilbab, Siswi SMAN 2 Denpasar Disuruh Pindah Sekolah (http://www.bersamadakwah.com/2014/01/ingin-berjilbab-siswi-sman-2-denpasar.html)



Isu larangan jilbab kembali memanas. Republika Online (RoL), Senin (6/1), menurunkan berita tentang adanya pelarangan jilbab di SMA Negeri 2 Denpasar, Bali. Menurut berita tersebut, Anita yang saat ini duduk di kelas XII disuruh untuk pindah sekolah jika ingin berkeras mengenakan jilbab.

Untuk mengkonfirmasi kejelasan berita tersebut dan apakah larangan jilbab masih berlaku sampai sekarang, bersamadakwah menghubungi SMA Negeri 2 Denpasar.

“Bapak sedang ada rapat,” kata Ayu ketika bersamadakwah ingin mewawancarai Kepala SMAN 2 Denpasar Ketut Sunarta. Mengetahui maksud bersamadakwah hendak mengkonfirmasi berita larangan jilbab, Ayu memberikan nomor HP Kepala Sekolah.

“Ini nomor HP beliau, 08214632XXXX” kata Ayu setelah sempat beberapa menit terdengar dialog dengan suara perempuan lain di balik telepon.

Sayangnya nomor HP tersebut tidak diangkat ketika dihubungi bersamadakwah. Nomor sekolah juga tidak dapat dihubungi lagi.

Seperti dilansir RoL, Temuan Tim Advokasi Pembelaan Hak Pelajar Bali mengungkap tentang praktik pelarangan berjilbab tersebut. Anita yang sejak kelas 1 SMP ingin berjilbab nekad bersekolah dengan berhijab pada Rabu, 21 November 2012.

Hari itu, mata pelajaran jam pertama adalah pelajaran Bahasa Bali. Ternyata, guru Bahasa Bali hari ini tidak hadir sehingga menyebabkan proses belajar mengajar tidak efektif alias jam kosong. Tiba-tiba Kepala Sekolah masuk ke kelas Anita untuk memberi nasihat kepada seluruh murid dan bertanya kepada Anita

“Kok bajunya seperti itu?”, Anita diam saja tidak menjawab, lalu Kepala Sekolah Drs Ketut Sunarta menyuruh Anita datang ke ruangan Kepala Sekolah, seperti tertera pada hasil investigasi tim advokasi yang diterima RoL.

Pada pertemuan kedua ini Kepala Sekolah menegaskan “Kalau pakai jilbab kelihatan atau tidak logo OSIS SMA-nya? Kelihatan atau tidak emblem SMAN 2 nya?”

Kepala sekolah pun menyarankan untuk pindah sekolah saja kalau Anita tetap ingin berjilbab. Anita diminta untuk bertahan saja (tidak memakai jilbab) kalau tetap ingin bersekolah di SMAN 2. Anita menjawab “Kan bisa dinaikin sedikit Pak, kerudungnya jadi masih bisa kelihatan logonya”. Kepala Sekolah tetap tidak mengizinkan.

Lalu tiba-tiba Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan Drs. Ida Bagus Sueta Manuaba, M.Pd., masuk ruangan, beliau menanyakan keperluan Anita di ruang Kepsek. Bincang-bincang kecil terjadi antara Kepsek dan Wakasek.

Berkali-kali Anita disarankan untuk pindah sekolah saja kalau memang tetap ingin memakai jilbab dan diminta untuk segera memutuskan pilihan.

Tepat 08.30 waktu Denpasar, Anita minta undur diri dari perbincangan itu karena ada pelajaran selanjutnya. Ketika Anita masuk kelas lagi, Anita mendapatkan respon yang biasa-biasa saja dari para guru yang mengajar di kelasnya hingga pelajaran usai.

Selain itu, pada tanggal 8 Desember 2012, sekolah menyelenggarakan kegiatan lomba-lomba. Dalam kesempatan itu, Anita mengenakan jilbabnya ke sekolah. Seorang guru yang bernama Ni Putu SukaPutrini, S. Pd., pun menegur Anita. Beliau mengatakan “Pindah sekolah saja kalau mau memakai jilbab! Kasihan peraturan sekolah gak ditaati”.

Selama Anita mengikuti ekstra kurikuler, Anita selalu memakai jilbab. Teman-temannya tidak ada yang mempermasalahkan hal itu. Anita pernah mendapat informasi dari temannya bahwa ada pihak sekolah (guru) yang bertanya ke salah satu temannya terkait siapakah yang memakai jilbab di PMR.



Kasus Larangan Jilbab di Bali
Sudah Tiga Tahun Aktivis PII ini Perjuangkan Hak Berjilbab (http://www.hidayatullah.com/read/2014/01/06/14385/sudah-tiga-tahun-aktivis-pii-ini-perjuangkan-hak-berjilbab.html)



Hidayatullah.com—Melaksanakan perintah agama merupakan bagian tak terpisahkan dari hak asasi seseorang. Tapi nurani siapa tidak resah jika keyakinannya itu terhambat?

Itulah yang kini sedang dialami Anita Whardani, seorang siswi SMA Negeri 2 Denpasar Bali.

Anita Whardani merasakan tidak bebasa dalam melaksakan keyakinan agamanya karena adanya larangan penggunakan jilbab pihak sekolah.

“Ketika berangkat sekolah saya berjilbab, namum setelah masuk lingkungan sekolah jilbab saya lepas, karena di sekolah dilarang memakai jilbab ketika proses belajar mengajar,” demikian disampaikan Anita saat di temui hidayatullah.com belum lama ini.

Siswi SMA Negeri 2 kelahiran Denpasar 04 April 1996 mengaku telah berjuang mendapatkan haknya memakai jilbab sejak tahun pertama ia masuk sekolah, yakni Tahun 2011.

Namun hingga berganti tahun, 2014 , Anita yang aktif di Pelajar Islam Indonesia (PII) Denpasar ini, belum juga mendapatkan haknya untuk berjilbab saat sekolah.

“Saya sudah ijin kepala sekolah untuk bisa memakai jilbab saat sekolah, tetapi tidak diizinkan. Alasannya bila pakai jilbab atribut sekolah tidak terlihat,” tutur Anita lagi.

Hanya saja menurutnya, pelarangan memakai jilbab saat di sekolah tidak tertuang pada aturan seragam sekolah.

“Dalam aturan seragam tidak tertulis pelarangan berjilbab saat sekolah, jadi ini hanya larangan verbal dari kepala sekolah,” ucap Anita.

Anita kerapkali menghadap ke kepala sekolah meminta izin agar dirinya memakai jilbab saat sekolah tapi hal itu tidak digubris.

Bahkan yang cukup menyedihkan, pernah kepala sekolah menasehatinya jika tetap ingin berjilbab, sebaiknya Anita pindah sekolah.

“Saya sudah beberapa kali menghadap kepala sekolah, beliau menyarankan jika ingin tetap berjilabab sebaiknya pindah sekolah saja,”ungkap Anita.

Anita bukan satu-satunya siswa Muslim yang bersekolah di SMA Negeri 2 Denpasar. Menurut beberapa sumber, banyak teman-temannya pada saat masa orientasi terlihat berjilbab. Namun ketika aktivitas sekolah sudah dimulai secara resmi, banyak di antara mereka menaggalkan jilbabnya setelah adanya larangan.

Hingga hari ini, hanya Anita yang masih terus berjuang untuk mendapatkan haknya bisa berjilbab tanpa adanya tekanan.

Cukup menyedihkan, seorang pelajar Muslim masih harus memperjuangkan hak nya memakai jilbab di negeri yang mayoritas penduduknya justru beragama Islam.

hm... menunggu hak jawab dari pihak sekolah :)

noodles maniac
06-01-2014, 05:03 PM
Wah3x... gak boleh berjilbab ya? kenapa gak berani bilang terus terang? :|

*Ikutan menunggu antrian di belakang ronggo ::srimulat::

Alip
06-01-2014, 05:05 PM
Kok bisa sih? CMIIW, tapi setahu saya jilbab sudah dimasukkan dalam tata tertib seragam sekolah menengah sejak akhir '80-an. Soalnya waktu itu SMA saya yang punya kasus siswi dilarang berjilbab oleh kepsek dan kami rohis protes rame-rame. Sempat jadi polemik nasional sebentar lalu diknas mengeluarkan peraturan seragam yang baru yang mengakomodasi jilbab.

Apa sudah ada perubahan?

kandalf
06-01-2014, 05:17 PM
Saya ngutip sebagian dari
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/01/06/myym7v-perjuangan-jilbab-anita untuk menunjukkan sekolah tersebut tidak selalu melarang berjilbab.

Saat Masa Orientasi Siswa (MOS) selama satu minggu, Anita tidak mengenakan jilbabnya. Saat kegiatan tersebut, Anita melihat dua orang peserta MOS yang mengenakan jilbab. Juga, terdapat satu orang kakak kelasnya yang mengenakan jilbab. Harapan untuk dapat berjilbab pun kembali muncul pada diri Anita.
Pada tanggal 25 Juli 2011, Anita memulai sekolah perdananya tanpa mengenakan jilbab. Ketika Anita masuk sekolah, sudah tidak ada lagi kakak kelasnya yang memakai jilbab, begitu pula teman seangkatannya.

Sebenarnya, setahun sebelum Anita masuk SMAN 2 Denpasar, ada seorang siswi bernama Ria Putri Lestari (Putri) yang juga sekolah di SMAN 2 Denpasar, angkatan 2007-2010. Putri dapat mengenakan jilbabnya selama bersekolah. Kepala Sekolah I Gusti Gde Raka, B.Sc ketika itu mengizinkannya untuk berjilbab.
Gde Raka menyatakan tidak ada larangan bagi pelajar muslimah menggunakan jilbab. Putri bahkan mendapat fasilitas seragam Muslimah selama Gde Raka menjabat sebagai kepala sekolah SMAN 2 Denpasar.

Di tahun 2008 terjadi pergantian Kepala Sekolah dari Bapak I Gst. Gde. Raka, B.Sc., ke Drs. Ketut Sunarta, M.Hum. Pergantian kepala sekolah ini sebenarnya tidak mempengaruhi perizinan Putri untuk mengenakan jilbabnya saat bersekolah. Putri tetap mengenakan jilbabnya hingga ia lulus dari SMAN 2 Denpasar.
Seiring waktu berjalan, Ketut Sunarta ternyata membuat kebijakan larangan penggunaan jilbab ketika Kegiatan Belajar Mengajar tetapi kebijakan tersebut tidak tertulis. Juga, tidak ada klausul larangan secara langsung di dalam aturan sekolah (Keputusan Kepala SMA Negeri 2 Denpasar Nomor: 421/959/SMAN.2. tanggal 14 Juni 2012).

Pada April 2012, Anita berkonsultasi dengan guru Bidang Kesiswaan (BK) Dra. Ni Made Mahyuni. Diskusi diawali Anita dengan pertanyaan seputar nilai dan jurusan yang kelak akan diambil untuk program Kelas XI dan kuliah nanti. Setelah itu Anita membuka diskusi tentang perizinan berjilbab di SMAN 2 Denpasar.
Ni Made Mahyuni memberikan pandangannya tentang orang berjilbab. Menurutnya, orang Islam gak mesti berjilbab. Dia buktikan dengan cerita tentang temannya yang dulu kuliah tapi akhirnya setelah menikah baru dipakai.Dia juga mengungkapkan, "ada yang gak baik juga yang berjilbab itu”.
Hanya, melihat keinginan yang kuat dalam diri siswinya itu, Ni Made Mahyuni menganjurkan Anita agar menemui Kepala Sekolah. “Mungkin saja kepala sekolah mau mengizinkannya," katanya.

Pada Sabtu, 9 Juni 2012, Anita menemui kepala sekolah. Anita tidak datang sendiri. Ia ditemani oleh bapaknya, Parwoto dan guru BK, Ibu Ni Made Wahyuni.
Pertemuan ini merupakan itikad baik dari Anita dan orang tuanya untuk meminta izin (secara baik-baik) kepada Kepala Sekolah agar Anita diperbolehkan mengenakan jilbab ketika bersekolah.

Ketika itu, Sunarta menjelaskan tentang peraturan sekolah. Dia mengaku tidak bisa mengubah peraturan tersebut seenaknya karena peraturan itu sudah dibuat dan disepakati secara bersama-sama.

“Peraturan sekolah tidak bisa diganggu oleh pihak luar (pemerintah). Ini sudah menjadi otonomi sekolah,"katanya. Terkait keinginan Anita untuk mengenakan jilbab, Anita disarankan untuk bersekolah di sekolah lain saja jika ingin tetap mengenakan jilbabnya.

Ronggolawe
06-01-2014, 05:19 PM
kekeke...
barangkali keinginan Anita dianggap sama dengan
kelakuan siswa pembajak Metromini :)

mbok jamu
06-01-2014, 05:38 PM
Pembajakan Metromini itu tindakan kriminal, ndak sama sifatnya dengan kasus ini.

PERMANDYAN
06-01-2014, 07:12 PM
Sebenarnja, apa toedjoean dari seragam sekolah terseboet.....(?)

AsLan
06-01-2014, 10:38 PM
Kalo menurut gw malah sebaiknya gak usah ada seragam2an.
Yg penting sopan.

eve
06-01-2014, 11:25 PM
Justru penting adanya seragam sekolah... Jadi gampang mencari kalau ada siswa sekolah yang membajak metromini... Tinggal liat atributnya. Dan kemudahan dalam pengadaan seragam sekolah.

Pakai jilbab kan kea sholat, ibadah, gak boleh dilarang dan gak harus minta ijin ama orang dulu. Pake ya pake aja. Waktunya sholat ya sholat aja... Pemberitahuan oke, tapi minta ijin? Pelanggaran HAM menurut gue, tuntut aja tuh kepala sekolahnya.

Giliran kea gini, Lsm2 pada kemana yak?

Diknas atau kemendikbud belum ada suaranya?

---------- Post Merged at 10:22 PM ----------

Justru penting adanya seragam sekolah... Jadi gampang mencari kalau ada siswa sekolah yang membajak metromini... Tinggal liat atributnya. Dan kemudahan dalam pengadaan seragam sekolah.

Pakai jilbab kan kea sholat, ibadah, gak boleh dilarang dan gak harus minta ijin ama orang dulu. Pake ya pake aja. Waktunya sholat ya sholat aja... Pemberitahuan oke, tapi minta ijin? Pelanggaran HAM menurut gue, tuntut aja tuh kepala sekolahnya.

Giliran kea gini, Lsm2 pada kemana yak?

Diknas atau kemendikbud belum ada suaranya?

---------- Post Merged at 10:25 PM ----------

Lagian itu statusnya SMAN, negeri... Tu kepala sekolah juga digaji ama pajak... Sadar diri dunk sapa yang menggaji... Emangnya sekolahan lu apa?? Pa!

tuscany
07-01-2014, 12:53 AM
Larangannya atas dasar apa tuh?
*ikut ngantri

AsLan
07-01-2014, 01:33 AM
Seragam sekolah membuat rasa solidaritas yg gak perlu.
Di luar negri sudah banyak sekolah yg gak ngurusin baju siswanya.

ndableg
07-01-2014, 02:00 AM
Mgk mereka melihatnya spt ini. Ketika ada orang yg memakai sesuatu yg berbeda dgn yang lainnya, maka mereka menganggap sbg pamer, walaupun tentu tujuan jilbab bukan pamer. Tapi sepertinya mereka melihat jilbab sbg perhiasan, spt cewek pake kalung emas, yg membuat kecemburuan. Dalam hal jilbab bukan kecemburuan harta, tapi mgk kecemburuan identitas atau iman.

ndableg
07-01-2014, 02:03 AM
Seragam sekolah membuat rasa solidaritas yg gak perlu.
Di luar negri sudah banyak sekolah yg gak ngurusin baju siswanya.

Seragam itu maksudnya utk mengurangi kecemburuan sosial. Jadi yg miskin ga malu.
Di luar negeri, kalo macam jepang atau korea keknya pake seragam deh. Sailormoon aja berseragam.

Kalo di eropa, kesenjangan sosial ga besar. Jadi orang mo pake apa kek, jarang ada yg malu gara2 ga punya baju pantes.

BundaNa
07-01-2014, 07:16 AM
Emang boleh gitu SMA Negeri bikin keputusan seperti itu di lingkungan sekolah? Ini kan sekolah negeri yang duit penyelenggaraan negaranya dibayar negara....

noodles maniac
07-01-2014, 08:47 AM
Makanya aneh pelarangan pak Kepsek juga si guru ini..


Seorang guru yang bernama Ni Putu SukaPutrini, S. Pd., pun menegur Anita. Beliau mengatakan “Pindah sekolah saja kalau mau memakai jilbab! Kasihan peraturan sekolah gak ditaati”.

Kenapa cuma gara-gara pake jilbab disuruh pindah sekolah? :-?

Btw pak Kepsek nya gak disebut ya namanya? :-/

eve
07-01-2014, 09:08 AM
Namanya ketut Sunarta bukan sih? Ada tuh di beritanya diatas..

Urzu 7
07-01-2014, 12:23 PM
Sudah gede kok masih di ajarkan bahasa bali, dulu pas sd saya dapet pelajaran bahasa jawa itu pun ga sampe kelas 6.
Sekolah terakreditasi B mungkin

Kingform
07-01-2014, 12:35 PM
nasib jadi minoritas :(

harusnya mau pake atribut apapun ga perlu dilarang
apalagi ini berkaitan dengan keyakinan yang dianut. yang merupakan hak seluruh umat manusia

BundaNa
07-01-2014, 01:40 PM
blow up aja beritanya di FB

purba
07-01-2014, 03:44 PM
Halagh.. cuman dilarang pake jilbab aja, muslim pada kebakaran jenggot. Lha ente muslim ngelarang orang kebaktian di gereja, tenang2 aja. Dasar semprull!!

::ngakak2::

Kingform
07-01-2014, 03:54 PM
^
nasib jadi minoritas :(

tuscany
07-01-2014, 06:08 PM
Halagh.. cuman dilarang pake jilbab aja, muslim pada kebakaran jenggot. Lha ente muslim ngelarang orang kebaktian di gereja, tenang2 aja. Dasar semprull!!

::ngakak2::

Situ yang semprul kok menggeneralisasi seenaknya.

ee... weit. semprul apaan ya?

porcupine
07-01-2014, 06:12 PM
Wuihhh...Almamater gw nih ::doh::

tapi jaman nya Pak Raka, Kepsek yang sebelumnya pas jaman gw ngga ada aturan ini. Temen teman gw beberapa Pake Jilbab waktu SMU.

noodles maniac
07-01-2014, 07:15 PM
Namanya ketut Sunarta bukan sih? Ada tuh di beritanya diatas..

Thanks eve ::bye::


Sudah gede kok masih di ajarkan bahasa bali, dulu pas sd saya dapet pelajaran bahasa jawa itu pun ga sampe kelas 6.
Sekolah terakreditasi B mungkin

Bahasa Bali lebih susah kali, makanya gak cukup pas SD aja ::ungg::


Halagh.. cuman dilarang pake jilbab aja, muslim pada kebakaran jenggot. Lha ente muslim ngelarang orang kebaktian di gereja, tenang2 aja. Dasar semprull!!

::ngakak2::

Eh emang ada ya? dimana? :-/

BundaNa
07-01-2014, 08:45 PM
basi lo pur, gwe bilang juga apa...giliran muslim yg jadi minoritas dan dijajah, terus dibela sama orang, purba pasti nylot...tunggu aja klonengannya, is isha -_-

eve
07-01-2014, 09:10 PM
BTT, gak ada perkembangannya ya? Kena kasus HAM, tuh kepsek bisa diturunin jadi guru tuh...

AsLan
07-01-2014, 11:41 PM
Makanya gak usah seragam2an...

eve
07-01-2014, 11:45 PM
Malah lebih parah lan... Kesenjangan tambah tinggi. Anak2 gak punya baju bagus bakal dibully ama anak2 sok kaya..

AsLan
08-01-2014, 12:42 AM
Anak kaya/miskin meski pake seragam tetep aja keliatan, dari hpnya, jamnya, mobil anterannya dll

Kalo sok kaya kan nanti dibenci teman2.

eve
08-01-2014, 12:46 AM
Keanya sih jamannya udah beda um as...

River
08-01-2014, 01:39 AM
Saya juga di denpasar, tapi baru tau nih ada berita begini
kurang ngerti sih masalah peraturan seragam sekolah negeri, tapi walopun sama2 sekolah negeri tapi peraturan seragamnya beda2 juga

Wuihhh...Almamater gw nih ::doh::

tapi jaman nya Pak Raka, Kepsek yang sebelumnya pas jaman gw ngga ada aturan ini. Temen teman gw beberapa Pake Jilbab waktu SMU.

ya mungkin karena kebijakan tiap sekolah/kepala sekolah berbeda ya..

ndableg
08-01-2014, 01:51 AM
Ah.. gw percaya sih cuman dibesar2kan aja..

ndableg
08-01-2014, 01:52 AM
Anak kaya/miskin meski pake seragam tetep aja keliatan, dari hpnya, jamnya, mobil anterannya dll

Kalo sok kaya kan nanti dibenci teman2.

Kalo difoto rame2 kan keliatan

BundaNa
08-01-2014, 05:37 AM
kalau gwe sih, tau daerah kayak Bali gitu, dan anak kita pake jilbab mending masukin ke sekolah Islam sekalian, toh di Bali ada sekolah Muhammadiyah dan Al Azhar

Ga tau kalau SMA N gretong jadi masih maksa sekolah di sana...

Buat apa sekolah di tempat yang tenaga pendidiknya benci sama keyakinan kita? Nyapek2in hati...tunjukin aja, kalau pindah sekolah prestasinya lebih melangit, biar kapok SMAnya pake acara usir2 gara2 menjalankan keyakinannya

purba
08-01-2014, 08:53 PM
basi lo pur, gwe bilang juga apa...giliran muslim yg jadi minoritas dan dijajah, terus dibela sama orang, purba pasti nylot...tunggu aja klonengannya, is isha -_-

Muslim melarang orang Kristen mendirikan gereja dengan alasan lokasinya mayoritas Islam. Sekarang orang Hindu di Bali melarang muslim pake jilbab, dibilang pelanggaran HAM.

Untukku agamaku. Untukmu agamaku

::ngakak2::

Ronggolawe
08-01-2014, 09:36 PM
Ini Penjelasan Kepala SMAN 2 Denpasar tentang Larangan Jilbab Anita (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/01/08/mz18kr-ini-penjelasan-kepala-sman-2-denpasar-tentang-larangan-jilbab-anita)


DENPASAR -- Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Denpasar, I Ketut Sunarta bersuara tentang hasil investigasi Tim Advokasi Pembelaan Hak Pelajar Muslim Bali terhadap pelarangan penggunaan jilbab untuk seorang siswinya, bernama Anita Whardani.

Dia menjelaskan, pihak sekolah memang tidak mengatur adanya pemakaian jilbab oleh Anita. Selama ini, ujarnya, salah satu sekolah favorit di Bali tersebut mengenal seragam umum. "Kebiasaan yang berlaku di SMAN 2 Denpasar dari dulu ya hanya menerapkan seragam umum,"ujarnya saat berbincang dengan RoL, Selasa (7/1).

Meski demikian, Sunarta menjelaskan, hal tersebut bukan ketentuan yang tidak bisa diubah. Menurutnya, dia akan membawa permasalahan tersebut dalam pertemuan musyawarah Kepala SMA se-Denpasar.

"Tapi itu bukan ketentuan yang tidak bisa diubah. Kami perlu waktu untuk membahasnya,"ujarnya.

Dia pun menjelaskan, Anita sebenarnya masuk ke SMAN 2 Denpasar tidak dengan berjilbab. Menurutnya, keinginan Anita untuk berjilbab muncul beberapa waktu usai dia masuk ke SMAN 2 Denpasar.

"Tentu kami mempertanyakan perubahan itu. Karena kami menginginkan semua siswa menjadi anak yang baik. Kami tidak ingin mereka mengenakan pakaian hanya karena ingin berbeda dari siswa yang lainnya. Makanya waktu itu, Anita dan orang tuanya kami panggil dan kami telah menemukan kesamaan pandangan."


apakah memakai Jilbab indikator anak tidak baik????

BundaNa
09-01-2014, 12:14 AM
pelarangan pendirian gereja kan ada hitungan perijinan dan IMB dll dsb yang gwe sendiri ga paham...lah pake jilbab emang kudu pake IMB?

eve
09-01-2014, 12:25 AM
Dulu aja gw awal pake jilbab, ditentang ama bokap.. Dasarnya gw bandel, ya tetep gw pake.

SMaN gw malah mewajibkan semua siswi muslimah berjilbab. Dulu ada pindahan dari jakarta (cantik, jangan2 skrg jadi bintang sinetron), pihak sekolah malah menyarankan dia pake jilbab.

Akhirnya dia pake sih, cuma keburu pindah sekolah... Sebenernya udah lupa gw ama nih anak, jadi keinget gara2 ini thread.. Thanks Ronggolawe

purba
09-01-2014, 10:30 AM
Ini Penjelasan Kepala SMAN 2 Denpasar tentang Larangan Jilbab Anita (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/01/08/mz18kr-ini-penjelasan-kepala-sman-2-denpasar-tentang-larangan-jilbab-anita)

apakah memakai Jilbab indikator anak tidak baik????

Jelas tidak baik karena itu indikator teroris! Di Bali, teroris pake jilbab, celana gantung, jenggot panjang, jidat tompelan, gak gaul, dst.

::ngakak2::

Kingform
09-01-2014, 10:49 AM
Ini Penjelasan Kepala SMAN 2 Denpasar tentang Larangan Jilbab Anita (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/01/08/mz18kr-ini-penjelasan-kepala-sman-2-denpasar-tentang-larangan-jilbab-anita)

apakah memakai Jilbab indikator anak tidak baik????
yang digarisbawahi jangan sepotong2 dong...bisa bikin salah paham
kalo menurut berita tsb, yg dipertanyakan ama si kepsek alesan si murid tiba2 aja pengen pake jilbab.
soalnya pas daftar sekolah dia ga pake jilbab. cmiiw

si kepsek curiga kalo alesan si murid pengen pake jilbab itu cuman gara2 biar dia beda ama murid lain


"Tentu kami mempertanyakan perubahan itu. Karena kami menginginkan semua siswa menjadi anak yang baik. Kami tidak ingin mereka mengenakan pakaian hanya karena ingin berbeda dari siswa yang lainnya. Makanya waktu itu, Anita dan orang tuanya kami panggil dan kami telah menemukan kesamaan pandangan."

Urzu 7
09-01-2014, 12:01 PM
Emang yang disekolah itu ga ada yang pake jilbab semua? Kalo ada yah berarti si guru cuman sentimen sama anak itu aja

Ronggolawe
09-01-2014, 01:52 PM
Jelas tidak baik karena itu indikator teroris! Di Bali, teroris pake jilbab, celana gantung, jenggot panjang, jidat tompelan, gak gaul, dst.

::ngakak2::
gw baru tahu kalau Imam Samudra CS berjilbab :)

kandalf
09-01-2014, 02:21 PM
Jelas tidak baik karena itu indikator teroris! Di Bali, teroris pake jilbab, celana gantung, jenggot panjang, jidat tompelan, gak gaul, dst.

::ngakak2::


gw baru tahu kalau Imam Samudra CS berjilbab :)

Seseorang di sana, mohon buatkan meme Imam Samudra CS berjilbab untuk thread ini.
::hihi::

noodles maniac
09-01-2014, 02:42 PM
Emang yang disekolah itu ga ada yang pake jilbab semua? Kalo ada yah berarti si guru cuman sentimen sama anak itu aja

Bisa jadi, bisa jadi :-?


Jelas tidak baik karena itu indikator teroris! Di Bali, teroris pake jilbab, celana gantung, jenggot panjang, jidat tompelan, gak gaul, dst.

::ngakak2::

Akhirnya timbul pemikiran seperti ini ya? islamphobia? jilbabphobia? :ngopi:

eve
09-01-2014, 02:49 PM
barusan ngobrol ama temen2 yang sudah bertahun2 pernah hidup di bali. salah satunya belio cerita kalau belio ikut grup di fesbuk orang2 bali. orang2 di grup itu memang sangat mengata2in orang muslim, bahkan ada yang mengumpat anj*ng, dll...
mereka pengen menghidupkan hindu di bali lagi...
terus mereka ada gerakan kea gak beli makanan dari penjual selain orang bali, bla bla... biar orang2 bali gak tersingkir karena banyak pendatang yang menguasai bali. katanya...

Urzu 7
09-01-2014, 02:55 PM
Apa bener cuma anti islam aja?

kandalf
09-01-2014, 03:32 PM
barusan ngobrol ama temen2 yang sudah bertahun2 pernah hidup di bali. salah satunya belio cerita kalau belio ikut grup di fesbuk orang2 bali. orang2 di grup itu memang sangat mengata2in orang muslim, bahkan ada yang mengumpat anj*ng, dll...
mereka pengen menghidupkan hindu di bali lagi...
terus mereka ada gerakan kea gak beli makanan dari penjual selain orang bali, bla bla... biar orang2 bali gak tersingkir karena banyak pendatang yang menguasai bali. katanya...

Salah masuk grup berarti. ::ngakak2::
Tapi begini..

misuh-misuh ada.
Aku pernah membaca beberapa artikel yang misuh-misuhi non-Bali,
mulai dari soal susu sapi eh banteng,
trus soal buah-buahan dan produk-produk tani lainnya untuk banten (semacam persembahan),
hingga soal budaya salim atau cium tangan-nya wong jawa yang bertentangan dengan Hindu.

Tapi percaya deh.
Hal-hal begitu sebenarnya lebih identitas Bali, bukan agama.
Buktinya?
Orang-orang Bali pernah misuh-misuh dengan Hare Khrisna.


Tapi sebenarnya, yang kulihat masih wajar kok.

purba
09-01-2014, 06:38 PM
gw baru tahu kalau Imam Samudra CS berjilbab :)

Tambah satu lagi ciri-ciri teroris: Cebok pake batu. Nah ini yg bikin orang Bali jengkel. Di sana batu sangat berguna buat bikin arca. Eh, teroris malah pake batu buat cebok. Kurang ajar, 'kan?

::ngakak2::

eve
09-01-2014, 07:50 PM
Hahahha... Tumben purba lucu ihh... Hehehehe...

AsLan
09-01-2014, 09:44 PM
Bali itu sejarahnya adalah orang hindu jawa yg terusir karena perang bukan ?

BundaNa
10-01-2014, 12:46 AM
Jelas tidak baik karena itu indikator teroris! Di Bali, teroris pake jilbab, celana gantung, jenggot panjang, jidat tompelan, gak gaul, dst.

::ngakak2::

gwe pernah di bali dan berjilbab dan kerja bareng orang bali, ga ada tuh yang menilai gwe bagian dari teroris...oh gwe lupa, boss gwe china solo sama orang aussie, ga mikir yang beginian -_-



Tambah satu lagi ciri-ciri teroris: Cebok pake batu. Nah ini yg bikin orang Bali jengkel. Di sana batu sangat berguna buat bikin arca. Eh, teroris malah pake batu buat cebok. Kurang ajar, 'kan?

::ngakak2::

lu ngikutin orang cebok juga?::oops::



yang digarisbawahi jangan sepotong2 dong...bisa bikin salah paham
kalo menurut berita tsb, yg dipertanyakan ama si kepsek alesan si murid tiba2 aja pengen pake jilbab.
soalnya pas daftar sekolah dia ga pake jilbab. cmiiw

si kepsek curiga kalo alesan si murid pengen pake jilbab itu cuman gara2 biar dia beda ama murid lain

Ya kayak elu, tadinya gondrong pas kerja, dan banyak yang gondrong...taunya pas lihat di cermin merasa cakepan botak, botakin deh...

Lo mau dikeluarin gara2 botakin rambut dan dianggap aneh sama kantor lo plusss dicurigai cuma kepengen beda sama kantor?

Ronggolawe
12-01-2014, 05:14 AM
Surat Terbuka Untuk 7 Kepala Sekolah se-Bali Larang Siswi Berjilbab (http://edukasi.kompasiana.com/2014/01/11/surat-terbuka-untuk-7-kepala-sekolah-se-bali-larang-siswi-berjilbab--623970.html)



Yth. Bapak/Ibu Kepala Sekolah Negeri di Bali

Bapak/Ibu guru sekolah se-Bali, perkenankan, saya menulis artikel ini untuk memberi suasana lain yang mungkin bapak/ibu bisa pertimbangkan agar anak-anak putri kami bisa diberikan izin untuk memakai jilbab di sekolah yang bapak/ibu guru pimpin di Bali.

Kami hanya bisa meminta kebijaksanaan yang hanya seujung jari dari tangan Bapak dan Ibu. Tidak lebih dan tidak kurang. Karena pada dasarnya anak-anak putri kami sudah kami percayakan kepada sekolah ini untuk dididik dan dibina menjadi siswi yang nasionalis, religius dan berjiwa pemimpin yang handal dan profesional, layaknya seperti Bapak dan Ibu pegang dan terapkan selama ini.

Kami tidak marah ataupun tersinggung ketika Bapak dan Ibu guru melarang putri kami berjilbab di sekolah. Kami paham , karena bapak ibu guru memang belum paham makna jilbab.

Saya akan mengingatkan tentang budaya “Ngejot” dan “Megibung” yang biasa dilakukan muslim Bali untuk menghormati budaya Bali sebagai bagian tak terpisahkan dan menjadi perwujudan rasa cinta umat muslim kepada budaya Bali nan elok dan mententramkan hati.

Ngejot, adalah tradisi Bali dalam memberikan makanan kepada tetangga sebagai rasa terima kasih. Biasanya Umat Hindu melakukannya saat merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan. Umat Muslim di Kampung Islam Kepaon, Denpasar Selatan atau di Muslik Pegayaman di Kabupaten Buleleng, melakukan Ngejot kepada warga dan kerabat dekat menjelang atau pada Hari Raya Idul Fitri.

1389451257484517277

Tradisi Ngejot muslim di Bali ( Sumber Gambar : Suluhbali.co)

Hal ini juga terjadi di Desa Soka, di Selatan Gunung Batukaru Kecamatan Baturiti. Desa di daerah dingin ini juga nyaris seratus persen beragama Islam. Seperti Pegayaman, mereka pun berinteraksi dengan orang-orang Hindu. Bahkan prosesi dalam menyambut lebaran mirip dengan menyambut hari raya Galungan dan Kuningan. Misalnya, sebelum lebaran kaum muslim membagikan makanan berupa nasi lengkap dengan lauknya: ayam, daging sapi sisir (be sisit: bahasa Bali) dan sayur.

Sedangkan ” Megibung ” adalah acara makan keroyokan dengan menggelar makanan dalam satu garis dan satu nampan/wadah. Biasanya dilakukan saat berbuka puasa di Bulan Ramadhan. Bukan hanya umat Islam yang ikut serta dalam Megibung ini, tapi warga Bali yang beragama Hindu juga ikut serta dalam acara seru makan bersama ini. Inilah hebatnya Megibung sebagai budaya makan bersama yang patut dilestarikan hingga saat kini.

13894520881846253568

Makan keroyokan

Hubungan Ngejot Megibung dengan Jilbab Muslim

Saya tidak bisa menguraikan bagaimana rasa senang saya saat diberi ataupun ketika memberi makanan kepada orang-orang yang hidup dekat dengan rumah kita saat hari raya Idhul Fitri/Adha ataupun Galungan/Kuningan. Rasa senang itu membuat saya dan juga kaum muslim yang tinggal di Bali merasa tentram dan bahagia. Karena kami adalah bagian dari Bali juga. Bukan makanannya yang membuat kami bahagia ketika kami diberi saat galungan/kuningan, tapi rasa cinta dan kasih sayang saudara kami yang walaupun berbeda agama dan keyakinan namun tetap mencintai kami dengan cara yang unik dan berbeda.

Berbagi dan saling mengasihi, itulah makna Ngejot yang ditradisikan dan tetap menjadi bagian unik dari budaya umat Islam di Bali. Jika Ngejot Megibung adalah tindakan budaya, maka jilbab adalah pakaian budaya buat umat Islam.

Megibung juga sangat bermakna besar buat muslim dan umat Hindu di Bali. Dengan megibung, umat Islam dan umat Hindu bisa duduk bersama dalam satu lantai dan satu nampan. Perbedaan -perbedaan yang ada bisa hilang dan larut dalam sebuah acara makan bersama yang santai dan kekeluargaan. Ini bisa mengenyahkan rasa curiga dan mempererat persaudaraan yang pernah tergores oleh luka karena ulah oknum tidak bertanggung jawab yang mengatasnamakan agama Islam dengan meluluhlantakkan Bali di tahun 2002 dan 2004.

Kami merasa bahwa Bali adalah rumah kami juga. Ngejot dan Megibung adalah salah satu dari wujud cara kami betapa kami sangat mencintai juga saudara kami di Bali dan niat baik kami ingin menyatu dalam keberagaman beragama di Bali.

Jilbab adalah wujud kepatuhan anak kami dalam menjalankan Islam. Sama halnya ketika putri Bapak dan Ibu harus memakai baju adat Bali saat berangkat ke Pura untuk sembahyang.

Jilbab adalah wujud kecintaan kepada Bali, karena saat seorang anak bisa mematuhi peraturan agamanya sendiri, maka ia pasti juga mencintai sekolahnya, guru-gurunya, teman-temannya bahkan juga Bali sebagai tanah dan pulau yang mereka pijak dan mereka junjung sebagai pulau harmonis dan damai.

Ajeg Bali adalah konsep hidup yang dijunjung umat Hindu di Bali. Intinya Ajeg Bali adalah melaksanakan ajaran Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari. Tri berarti Tiga, Hita berarti Kemuliaan, Karana berarti Penyebab. Jadi terjemahan secara bebas adalah tiga penyebab kemuliaan manusia, atau tiga jalan menuju kemuliaan manusia. Ke tiga jalan itu merupakan jalan kesadaran.

Sehingga Tri Hita Karana berarti trinitas kesadaran universal yaitu kesadaran akan ke Tuhanan, kesadaran akan kemanusiaan dan kesadaran akan keduniawian.

Dan menjadikan siswi muslim untuk bisa sadar kepada TuhanNya, sadar kemanusiaan dan sadar duniawi maka jalan terbaik adalah dengan mengijinkan mereka tetap berpakaian jilbab. Mereka ingin mudah dalam menjalankan hidup dengan sadar kepada Tuhan untuk menjalankan perintahNya. Juga sadar kepada manusia dengan baik dan tetap hidup damai berdampingan. Putri-putri kami tetap ingin bisa bersekolah di Bali dengan mengikuti aturan main yang berkeTuhanan, berkemanusiaan dan menjalankan kehidupan dunia dengan damai. Sangat sederhana bukan, wahai Bapak/Ibu Guru ?

Tolong beri kesempatan dan kebaikan kepada putri-putri kami yang ingin berjilbab di sekolahnya.

Beri kesempatan mereka meraih prestasi dan masa depan yang cemerlang.

Insya Allah, jilbab mereka tidak pernah akan mengusik Tri Hita Karana dan malah justru akan meningkatkan konsep Ajeg Bali yang mereka pegang teguh selamanya.

Salam Damai dan Maju terus Untuk Ajeg Bali !

—–oOo——

( Artikel ini sebagai bentuk input kepada Bapak Ibu KepSek di 7 sekolah di Bali yang melarang siswi Muslimah untuk berjilbab, diantaranya : “ SMAN 2 Denpasar, SMAN 1 Kuta Utara, SMAN 1 Kuta Selatan, SMPN 1 Kuta Selatan, SMPN 1 Singaraja, SMPN 3 Singaraja, SMAN 1 Singaraja,” Sumber data : Ketua Tim Advokasi Pembelaan Hak Pelajar Muslim Bali Helmi Al Djufri S.Sy -)

purba
12-01-2014, 08:33 AM
Surat Terbuka Untuk 7 Kepala Sekolah se-Bali Larang Siswi Berjilbab (http://edukasi.kompasiana.com/2014/01/11/surat-terbuka-untuk-7-kepala-sekolah-se-bali-larang-siswi-berjilbab--623970.html)

Kata 7 kepala sekolah Bali tsb: Ente kagak perlu mengkhotbahi ataupun mengingatkan kami ttg Ajeg Bali. Lebih baik ente mengkhotbahi dan mengingatkan sodara-sodara seiman ente para muslim utk tidak ngebom sana sini dan membolehkan umat kristiani mendirikan gereja tempat ibadat mereka.

::ngakak2::

BundaNa
12-01-2014, 03:59 PM
percuma memang ngomong sama orang sirik...gereja dilarang berdiri? halah, di sini rumah jadi gereja juga kita yang muslim pada diem...sirik aja lu bawaannya

eve
12-01-2014, 04:20 PM
Saya baru tau loh kalau ternyata purba ini kepala sekolah di Bali...

TheCursed
13-01-2014, 06:14 AM
...
Akhirnya timbul pemikiran seperti ini ya? islamphobia? jilbabphobia? :ngopi:

Eh del... kalo Imam Samudra berjilbab... gue juga jadi phobia, kali... X_X

etca
13-01-2014, 07:39 AM
^
#lol :lololol:


Maap cuma komen ngakak

purba
13-01-2014, 10:12 PM
Imam Samudra kalo lagi pakek jilbab kayak gini:

http://muslimahzone.com/assets/2012/04/muslimah-bercadar3.jpg

Kalo jilbabnya dibuka, kayak gini:

http://www.brisbanetimes.com.au/ffximage/2008/08/06/250_imamsamud.jpg

::ngakak2::

Zhazha
13-01-2014, 10:25 PM
Um Pulba telinspilasi film Ilonman 3 ya? ketika Ilon Patliotnya dijebak :)

BundaNa
14-01-2014, 12:59 AM
jadi trend baru, tunggu purba make hijab

AsLan
14-01-2014, 02:06 AM
Mana mungkin sih purba pake jilbab ? Dia kan atheis.
Di atheis tuh gak ada kewajiban memakai jilbab, jadi gak mungkin purba pake jilbab.

Purba pake rok mini.

noodles maniac
14-01-2014, 09:33 AM
Btw belom ada update lagi nih dari Anita Whardani, akhirnya keluar sekolah ato gimana? ::managuetahu::


Mana mungkin sih purba pake jilbab ? Dia kan atheis.
Di atheis tuh gak ada kewajiban memakai jilbab, jadi gak mungkin purba pake jilbab.

Purba pake rok mini.

Ini nih yang gw gak nahan, sorry.... :lololol:

BundaNa
14-01-2014, 05:57 PM
barusan ngobrol ama temen2 yang sudah bertahun2 pernah hidup di bali. salah satunya belio cerita kalau belio ikut grup di fesbuk orang2 bali. orang2 di grup itu memang sangat mengata2in orang muslim, bahkan ada yang mengumpat anj*ng, dll...
mereka pengen menghidupkan hindu di bali lagi...
terus mereka ada gerakan kea gak beli makanan dari penjual selain orang bali, bla bla... biar orang2 bali gak tersingkir karena banyak pendatang yang menguasai bali. katanya...

oh itu biasa, iri hati penduduk asli kepada pendatang yang sukses, ga usah di bali, di jawa juga ada lah yang model beginian

eve
14-01-2014, 06:18 PM
Masa sih bun? Di jawa ada grup di fesbuknya juga?

BundaNa
14-01-2014, 11:12 PM
maksudku, di dunia nyata

Kingform
15-01-2014, 01:28 AM
Ya kayak elu, tadinya gondrong pas kerja, dan banyak yang gondrong...taunya pas lihat di cermin merasa cakepan botak, botakin deh...

Lo mau dikeluarin gara2 botakin rambut dan dianggap aneh sama kantor lo plusss dicurigai cuma kepengen beda sama kantor?
ya seperti yang gw bilang


nasib jadi minoritas

FYI, ga cuman sekali dua kali gw mengalami diskriminasi sebagai minoritas
jaman2 SMP dulu gw shock banget waktu untuk pertama kalinya tau dan merasakan apa rasanya jadi minoritas

bahkan sampe sekarangpun kadang gw masih mengalami...
cuman bedanya ama dulu, gw udah kebal....plus lebih punya banyak pengalaman hidup dibanding waktu SMP dulu
gw tau kalo dunia ga selebar daun kelor. ga semua orang kayak gitu. masih banyak orang yang ga membeda2kan

tapi ya seperti yang gw bilang...kalo jadi minoritas ya siap2 aja mengalami hal2 ga mengenakkan
yang ga pernah ngerasain jadi minoritas mungkin ga tau gimana rasanya. percayalah, baca berita dan mengalami sendiri itu beda banget

btw, makasih udah bilang gw ganteng bund ::hohoho::

BundaNa
15-01-2014, 09:17 AM
kalau lu botak, ganteng Kingform::hihi::

eh sayakan pernah jad minoritas waktu masih kerja di Bali...yaaaaaaaaaaaa gwe telen ajah deh tiap ada orang Bali agak2 SARA atau mendiskriminasi gwe...ya gwe ga nganggep semua orang bali begono, cukup mengganggap yang begitu itu oknum yang cemburu sama gwe::hihi::