PDA

View Full Version : Anak Sekolah Indonesia Paling Bahagia



kandalf
04-12-2013, 05:11 PM
http://qz.com/153380/korea-is-the-worlds-top-producer-of-unhappy-school-children/

http://qzprod.files.wordpress.com/2013/12/screen-shot-2013-12-03-at-8-30-20-am.png

Anak sekolah di Indonesia paling bahagia.
Anak sekolah di Korea paling stress.

BundaNa
04-12-2013, 05:15 PM
karena buat anak2 di Indonesia, sekolah itu tempat dia bisa main2::hihi::::hihi::

opera
04-12-2013, 05:26 PM
anak2 korea lagi mikir besok gede mau operasi plastik, skrg gak bisa jajan ma maen uangnya ditabung dl

lily
04-12-2013, 05:55 PM
horeeeee... eh itu akurat ga sih :P

eve
04-12-2013, 07:48 PM
::ngakak2::keanya sih akurat... gemana gak bahagia? dikasih duit, dipegangi motor, kerjaannya bolos nonton dasyat, sama ibu gurunya sering diajak ke empat mata, campur2, yks, ::arg!::::arg!::

sheva
04-12-2013, 08:16 PM
ko bisa ya paling bahagia ::oops::::oops::

cherryerichan
04-12-2013, 08:16 PM
emang bener. disekolah dah kayak taman bermain n tempat penitipan anak aja.
ada lagi, kadang sekolah jadi etalase berjalan juga.

itsreza
04-12-2013, 08:23 PM
sekolah? ga menyenangkan

noodles maniac
04-12-2013, 08:34 PM
Masa-masa sekolah emang masa-masa paling indah :matabesar:

purba
04-12-2013, 10:32 PM
Kemampuan matematika siswa-siswi di Indonesia menduduki peringkat 64 dari 65 negara alias kedua dari bawah dengan skor 375. Kurang dari 1 persen siswa Indonesia yang memiliki kemampuan bagus di bidang matematika.

Di bidang kemampuan membaca, Indonesia mendapatkan skor 396 dan di bidang kemampuan sains mendapatkan skor 382.

Namun demikian siswa-siswi di Indonesia memiliki persentase tertinggi ketika PISA-OECD juga bertanya kepada mereka tentang 'bersahabat di sekolah' dan 'merasa bahagia di sekolah'. Para siswa diminta memilih dari 'setuju', 'sangat setuju', 'tidak setuju' dan 'sangat tidak setuju'.

Sekitar 96% siswa Indonesia menyatakan 'sangat setuju' untuk 'bersahabat di sekolah' dan 'merasa bahagia' di sekolah. Hal ini menobatkan Indonesia sebagai negara dengan siswa-siswi paling berbahagia di sekolah.

Sumber:

http://news.detik.com/read/2013/12/04/144949/2432402/10/10/ini-peringkat-kemampuan-matematika-siswa-di-dunia-indonesia-nomor-berapand772205mr#bigpic

-----------------------------------------

::doh::

ndableg
05-12-2013, 04:03 AM
Artinya anak2 merasa bebas di sekolahan..?

mbok jamu
05-12-2013, 04:59 AM
Kesimpulannya, kalau matematika-mu jeblok berarti kamu bahagia. ::hihi::

TheCursed
05-12-2013, 05:57 AM
^Kalo gitu berita ini bukti nyata peribahasa 'Ignorance is a Bliss' ? ::oops::

eve
05-12-2013, 06:01 AM
Apa tuh artinya ?

cha_n
05-12-2013, 06:26 AM
sedaaaaaappppp

Ronggolawe
05-12-2013, 07:29 AM
kalau menurut gw, Anak merasa bahagia di sekolah,
apa pun alasannya, itu merupakan kondisi yang sa
ngat bagus, patut disyukuri.

apa kita baru bangga, kalau kita bersaing dengan
Korea Selatan dalam hal kebahagiaan siswa di seko
lah?

Peringkat bawah dalam kemampuan matematika?
bagi gw itu juga bukan masalah, toh mayoritas sis
wa/mahasiswa juga ngga bakalan mengambil karir
dibidang akademik, kalau cuma jadi pekerja adminis
trasi, hitung-hitungan dasar dan kalkulator sudah
cukup.

kecuali kalau misalnya, Mahasiswa Jurusan Matema
tika Indonesia kemampuan matematikanya termasuk
peringkat bawah (atau kondisi yang mirip bagi ma
sing-masing jurusan lainnya), baru gw merasa ada
masalah besar dalam sistem pendidikan kita.

noodles maniac
05-12-2013, 07:55 AM
Apa tuh artinya ?

Ignorance is a bliss artinya kebodohan adalah kebahagiaan yang amat sangat, bahasa kasarnya biar bego yang penting hepi ::oops::


kalau menurut gw, Anak merasa bahagia di sekolah,
apa pun alasannya, itu merupakan kondisi yang sa
ngat bagus, patut disyukuri.

apa kita baru bangga, kalau kita bersaing dengan
Korea Selatan dalam hal kebahagiaan siswa di seko
lah?

Setuju deh sama ronggo, mending hepi di sekolah daripada stress mikirin pelajaran mpe kebawa ke rumah, tau-tau gantung diri. Di Indonesia beberapa siswa/siswi udah ngelakuin itu soalnya, kalo di Jepang ato Korea kan cerita gitu biasa banget, siswa/siswinya pada stress :ngopi:

Alip
05-12-2013, 08:42 AM
Jadi saya kelainan sendiri... ::hihi::
Masa SMA adalah masa yang paling menyiksa... pabrik nilai yang membuat siswa jadi robot tanpa memperhatikan karakter, watak, minat, dan bakat yang berbeda-beda. Dulu saya sempat mogok gak mau ikut ujian dan berdebat sama kepala sekolah soal mutu pendidikan. Untung masih dilulusin... ::bye::

Sampai sekarang saya tidak pernah menghadiri reuni SMA, ikut organisasi alumni, atau kasih sumbangan ke almamater. Soalnya gak merasa memiliki... ::bbb::

Sekarang jadi memilihkan untuk anak sekolah yang mau repot ngurusi keunikan individu tiap anak... moga-moga aja gak usah ngalami kayak bapaknya dulu... Sukur deh kalau anak sekarang lebih bahagia (walopun bertanya, kok bisa??? ::elaugh::)

danalingga
05-12-2013, 10:45 AM
Yang paling penting menurut saya adalah
apakah kebahagiaan ini akan terus berlanjut
setelah dewasa dan sampai mati.

Kalo iya, berarti Indonesia sudah dijalan yang benar.

ndableg
06-12-2013, 12:40 AM
Jadi saya kelainan sendiri... ::hihi::
Masa SMA adalah masa yang paling menyiksa... pabrik nilai yang membuat siswa jadi robot tanpa memperhatikan karakter, watak, minat, dan bakat yang berbeda-beda. Dulu saya sempat mogok gak mau ikut ujian dan berdebat sama kepala sekolah soal mutu pendidikan. Untung masih dilulusin... ::bye::

Nah itu dia.. bahagia nya di sekolah bagian mana. Kalo gw dulu jg tersiksa.. dalam kelas. Tapi di belakang sekolah, di warung depan, lapangan basket, kantin, dan di GOR sebelah.. bahagia..

TheCursed
06-12-2013, 12:44 AM
/me, I like numbers, greens, cute critters and things that go boom. So, di sekolah gue bahagia. Terutama di jam pelajaran Fisika, Kimia dan Biologi. :)

noodles maniac
06-12-2013, 07:43 AM
Yang paling penting menurut saya adalah
apakah kebahagiaan ini akan terus berlanjut
setelah dewasa dan sampai mati.

Kalo iya, berarti Indonesia sudah dijalan yang benar.

Hepi kok, meski kelak jadi anggota DPR ato pengemis tetep bisa hepi :))


/me, I like numbers, greens, cute critters and things that go boom. So, di sekolah gue bahagia. Terutama di jam pelajaran Fisika, Kimia dan Biologi. :)

Dude, lu gak pernah naksir ce apa? ;D

tuscany
06-12-2013, 07:43 PM
Masa-masa sekolah emang masa-masa paling indah :matabesar:

Udah kayak Obbie Messakh aja ::elaugh::

Sungguh aneh tapi nyata takkan terlupa
Kisah kasih di sekolah dengan si dia
Tiada masa paling indah, masa-masa di sekolah
Tiada kisah paling indah, kisah kasih di sekolah




kalau menurut gw, Anak merasa bahagia di sekolah,
apa pun alasannya, itu merupakan kondisi yang sa
ngat bagus, patut disyukuri.

apa kita baru bangga, kalau kita bersaing dengan
Korea Selatan dalam hal kebahagiaan siswa di seko
lah?

Peringkat bawah dalam kemampuan matematika?
bagi gw itu juga bukan masalah, toh mayoritas sis
wa/mahasiswa juga ngga bakalan mengambil karir
dibidang akademik, kalau cuma jadi pekerja adminis
trasi, hitung-hitungan dasar dan kalkulator sudah
cukup.

kecuali kalau misalnya, Mahasiswa Jurusan Matema
tika Indonesia kemampuan matematikanya termasuk
peringkat bawah (atau kondisi yang mirip bagi ma
sing-masing jurusan lainnya), baru gw merasa ada
masalah besar dalam sistem pendidikan kita.

Matematika adalah perwakilan dasar dari kemampuan berlogika makanya selalu jadi bagian dari studi komparasi antar negara. Saya rasa dibutuhkan oleh semua yang nanti kerjaannya berhubungan dengan logika, bukan cuma akademisi.

Saya masih skeptis malahan dengan hasil di atas, melihat sistem pendidikan kita yang amburadul. So, amburadul bikin bahagia? ::elaugh::

Tapi pas sekolah sih keknya saya bahagia. Urusan nilai nggak gitu penting. Yang penting keluyuran sama teman sekolah tiap hari, ngegebet kaka2 kelas, kegiatan ini itu, dan masih bisa manage supaya tetap naik kelas ::elaugh::

Ronggolawe
06-12-2013, 08:28 PM
dasar logika dalam matematika setahu gw cuma
+ - * / ... dan gw yakin semua lulusan SMP di In
donesia sangat menguasai konsep operasi perhi
tungan.

dan gw ngga yakin kemampuan matematis dalam
pemeringkatan ini sesederhana + - * / :)

noodles maniac
06-12-2013, 09:34 PM
Udah kayak Obbie Messakh aja ::elaugh::

Sungguh aneh tapi nyata takkan terlupa
Kisah kasih di sekolah dengan si dia
Tiada masa paling indah, masa-masa di sekolah
Tiada kisah paling indah, kisah kasih di sekolah


Lu jadul, ok? lu jadul parah :nunjuk: tuscany :lololol:


Matematika adalah perwakilan dasar dari kemampuan berlogika makanya selalu jadi bagian dari studi komparasi antar negara. Saya rasa dibutuhkan oleh semua yang nanti kerjaannya berhubungan dengan logika, bukan cuma akademisi.

Saya masih skeptis malahan dengan hasil di atas, melihat sistem pendidikan kita yang amburadul. So, amburadul bikin bahagia? ::elaugh::

Tapi pas sekolah sih keknya saya bahagia. Urusan nilai nggak gitu penting. Yang penting keluyuran sama teman sekolah tiap hari, ngegebet kaka2 kelas, kegiatan ini itu, dan masih bisa manage supaya tetap naik kelas ::elaugh::

Eits ntar dulu... barusan gw liat newsrundi MetroTV kalo ada hasil riset PISA :-? yang bilang bahwa dari 65 negara Indonesia termasup negara yang literasi bahasanya berada di urutan ke-4 dari bawah. nah lho...:sembur:

mbok jamu
06-12-2013, 09:53 PM
Teman sekelas yang dulu paling pinter di sekolah sepertinya sekarang paling sengsara deh. Status FB-nya galau mulu.

TheCursed
06-12-2013, 10:17 PM
...
Dude, lu gak pernah naksir ce apa? ;D

Dude, emang jadi geeky itu sama dengan jadi aseksual apah ? :D
Itu stigma jaman kapan... ::ngakak2::

Gue cuma ngerasa kelompok mata pelajaran yang itu gue enjoy. Ngga ada beban. Walaupun nilai remuk redam. ;D

noodles maniac
06-12-2013, 10:54 PM
Dude, emang jadi geeky itu sama dengan jadi aseksual apah ? :D
Itu stigma jaman kapan... ::ngakak2::

Gue cuma ngerasa kelompok mata pelajaran yang itu gue enjoy. Ngga ada beban. Walaupun nilai remuk redam. ;D

Habisnya kayaknya lu belajar mulu, ato hang out deh... lu pernah hang out gak? :cengir:

TheCursed
07-12-2013, 12:04 AM
... lu pernah hang out gak? :cengir:

Emang segitu susahnya ya benda2 tadi di 'pelajari', sampe ngabisin waktu buat idup ? ;D

Other see highschool Physics as a bunch of jumbled equation, I see it as manual to fling pointy stuff in multiple creative ways.
Other see highschool Chemistry as a bunch of numbers mixed with garbled letters, I see it as recipe to make stuff go Boom.
Other see highschool Biology as must remembered bunch of words written in dead language, I see it as story describing relaxing greens mixed with cute critters written in language mastered by awesome people like Indiana Jones. And, oh, I like Dinosaurs. That also helps.
Other see highschool Math as pages overflowing with dizzying numbers, I see it as a number-based puzzle game.

So, practically, I didn't 'belajar'. In the class, I was a budding anarcho-hacker honing his mad-skillz, while reading 'CuteOverload' and at the same time playing 'Sudoku' at hard level.
So, nggak 'belajar'. ;D
Dan untuk, terutama, matematik. Seinget gue, seluruh isi kelas gue dulu, entah siapa yang mulai, mentreatment matematik seperti itu. Bukan kejadian aneh kalo di antara jam istirahat tau2 kita liat ada yang naroh 'puzzle' di papan tulis, dan segerombolan bocah ngeliatin itu 'puzzle' berusaha nyari solusi-nya.

ya, hang out juga.
Cuma aja, kalo nongkrong tanpa 'program', atau programnya 'liat nanti aja, deh. yang penting kumpul dulu.', gue nggak bakal ikutan. ;D
Minimum ada rencana non-bar, atau sekedar main PS bareng, jalan bareng dengan ada tempat yang di tuju...

tuscany
07-12-2013, 01:16 AM
Lu jadul, ok? lu jadul parah :nunjuk: tuscany :lololol:
Eits ntar dulu... barusan gw liat newsrundi MetroTV kalo ada hasil riset PISA :-? yang bilang bahwa dari 65 negara Indonesia termasup negara yang literasi bahasanya berada di urutan ke-4 dari bawah. nah lho...:sembur:

Eh, lo yang parah, yang jadul lagu obbie messakh bukan daku. Lagian kata2nya kok persis amat, pasti itu dulu lagu nina bobomu del? ::hihi::

Soal hasil PISA, maka itu dari kubilang bahwa post pertama rasanya skeptical. Lha sekarang tiap mau UAN aja stres setengah mati tu bocah2 sampe zikir massal segala.

AsLan
07-12-2013, 01:53 AM
Yang paling penting menurut saya adalah
apakah kebahagiaan ini akan terus berlanjut
setelah dewasa dan sampai mati.

Kalo iya, berarti Indonesia sudah dijalan yang benar.
Setuju...

Banyak orang gak ngerti konsep "bersakit2 dahulu bersenang2 kemudian"

Dari kecil gak biasa berjuang, belajar mendaki prestasi, nanti lulus cuma bisa jadi buruh diperas tenaganya, cuma bisa marah2 dan demo.

Hampir semua orang sukses, masa kecilnya penuh kesusahan.
Bahkan ada riset yg menunjukkan, mayoritas orang sukses adalah anak yatim atau piatu, tidak punya ortu lengkap.

Orang yg paling kasihan adalah orang yg awalnya senang lalu terus merosot kedalam kesusahan.

noodles maniac
07-12-2013, 07:51 AM
Emang segitu susahnya ya benda2 tadi di 'pelajari', sampe ngabisin waktu buat idup ? ;D

Definitely yes, at least for me, especially physics :kesal:


So, practically, I didn't 'belajar'. In the class, I was a budding anarcho-hacker honing his mad-skillz, while reading 'CuteOverload' and at the same time playing 'Sudoku' at hard level.
So, nggak 'belajar'. ;D

Coba gw dulu sekelas sama lu ya, pasti nilai gw bagus-bagus, belajar jadi fun ;)) . Soal poin belajar harus menyenangkan, itu emang bener banget. Setidaknya itu yang gw lakuin dan praktekkin waktu gw ngajar les anak-anak SD sampe SMA di rumah dulu. Gw gak mo bikin murid-murid gw ill feel duluan sama pelajaran-pelajaran yang gw kasih. Untuk pelajaran fisika, aduh gw nyerah deh.. nalar gw masih susah mahamin pelajaran ini. Sebenernya asyik tuh pelajaran itu, bisa kayak Yohanes Surya :D


ya, hang out juga.
Cuma aja, kalo nongkrong tanpa 'program', atau programnya 'liat nanti aja, deh. yang penting kumpul dulu.', gue nggak bakal ikutan. ;D
Minimum ada rencana non-bar, atau sekedar main PS bareng, jalan bareng dengan ada tempat yang di tuju...

Hahaha itu kan emang tipikal anak-anak abege, gak pernah ada rencana yang jelas, let if flow. Gawatnya ternyata penyakit kayak gitu masih kebawa mpe gede ::doh::



Soal hasil PISA, maka itu dari kubilang bahwa post pertama rasanya skeptical. Lha sekarang tiap mau UAN aja stres setengah mati tu bocah2 sampe zikir massal segala.

Gak sekedar zikir massal, tapi istighotsah akbar, dah kayak ngadepin ujian berat dari Allah SWT yang Maha Dahsat ;D


Eh, lo yang parah, yang jadul lagu obbie messakh bukan daku. Lagian kata2nya kok persis amat, pasti itu dulu lagu nina bobomu del? ::hihi::

Hehehe bisa jadee bisa jadee, sama lagu-lagunya Chrisye kan banyak juga tuh yang tentang anak muda...uhuk-uhuk *elus-elus jenggot :mikir:

tuscany
07-12-2013, 06:26 PM
Hampir semua orang sukses, masa kecilnya penuh kesusahan.
Bahkan ada riset yg menunjukkan, mayoritas orang sukses adalah anak yatim atau piatu, tidak punya ortu lengkap.


Riset yang mana om? impresinya jadi kalo ortumu lengkap maka peluang suksesmu kecil karena kamu hidup dulunya nggak susah. sukses rasanya nggak hanya karena faktor itu deh. belom ngitung bahwa yang ukuran sukses bisa sangat arbitrari bagi setiap individu.

anyway saya setuju sama danalingga juga. jika bisa ditracking 10 tahun lagi apakah anak2 yang merasa bahagia ini masih sebahagia sebelumnya, mantap tuh.

AsLan
07-12-2013, 06:29 PM
Riset yg gw denger dari radio waktu nyetir mobil, yg ngomong Tanadi Santoso...

purba
07-12-2013, 09:21 PM
Ini contoh soal matematika yg diujikan oleh PISA:

http://pisa-sq.acer.edu.au/showQuestion.php?testId=2295&questionId=1 (ane gak tau gimana caranya memunculkan rumus)

Apakah termasuk soal sulit? Ane kira rumus tsb bukan bagian sulitnya tetapi memahami persoalannya yg mungkin bagian sulitnya. Ini bisa dipahami mengapa skor matematika pelajar Indonesia menjadi rendah. Mungkin jika diperintahkan langsung menghitung diameter dengan t=16, anak Indonesia bisa melakukannya dengan cepat. Tapi dalam bentuk cerita, itu bisa menjadi masalah besar buat anak Indonesia. ::doh::

Ini mungkin dampak cara pembelajaran di sekolah yg masih "feodal". Maksudnya siswa masih setia menerima perintah dari guru dan guru masih dengan bangga menyuruh siswa. Di sekolah, umumnya siswa disodorkan rumus ini itu utk menjawab soal ini itu, persis yg dilakukan di bimbel, rumus cepat, beres, dijamin lulus ujian masuk perguruan tinggi. Di perkuliahan pun kayaknya tidak jauh berbeda. Mau instan-nya saja. Bahkan di pemerintahan pun sama, dari pada bikin pesawat sendiri yg menghabiskan biaya besar, mendingan beli saja, murah. Dari pada mengilang minyak sendiri, mendingan beli di Singapura, beres. Mind set seperti ini yg seharusnya dikikis habis dlm dunia pendidikan di Indonesia, agar anak2 itu nanti gak seperti bapak2nya sekarang. Utk mengikisnya bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga keluarga.

Ronggolawe
07-12-2013, 09:31 PM
lho itu kan cuma soal cerita biasa... jaman gw kelas
5 SD sudah biasa mengerjakan soal cerita terkait ba
ngun geometri 2 dimensi... dan separuh dari murid di
kelas gw bisa mengerjakan soal semacam itu dengan
cukup akurat, minimal sebelum masuk masalahmeng
hitung akarnya... dan sekolah gw cuma peringkat 22
dari 32 SD di kecamatan gw :)

tapi itu 20 tahun silam... ngga tahu juga kalau kemam
puan matematis anak SD menurun... eh itu soal untuk
tingkatan SD atau SMP/SMA?

---------- Post Merged at 08:31 PM ----------

kaya soal untuk anak 15 tahun :)

cha_n
07-12-2013, 09:36 PM
soalnya bahasa inggris kali? anak indonesia ga ngerti hihihi

Ronggolawe
07-12-2013, 09:42 PM
terkait PISA gw lebih tertarik untuk membahas be
berapa hal berikut (dari Wikipedia)


For many countries, the results from PISA 2000 were surprising. In Germany and the United States, for example, the comparatively low scores brought on heated debate about how the school system should be changedp.



Education professor Yong Zhao has noted the PISA 2009 did not receive much attention in the Chinese media, and that the high scores in China are due to excessive workload and testing, adding that it's "no news that the Chinese education system is excellent in preparing outstanding test takers, just like other education systems within the Confucian cultural circle: Singapore, Korea, Japan, and Hong Kong.



India

Of the 74 countries tested in the PISA 2009 cycle including the "+" nations, the two Indian states came up 72nd and 73rd out of 74 in both reading and maths, and 73rd and 74th in science. India's poor performance may not be linguistic as some suggested. 12.87% of US students, for example, indicated that the language of the test differed from the language spoken at home. while 30.77% of Himachal Pradesh students indicated that the language of the test differed from the language spoken at home, a significantly higher percent[23] However, unlike American students, those Indian students with a different language at home did better on the PISA test than those with the same language.[23] India's poor performance on the PISA test is consistent with India's poor performance in the only other instance when India's government allowed an international organization to test its students[24] and consistent with India's own testing of its elite students in a study titled Student Learning in the Metro 2006. These studies were conducted using TIMSS questions. The poor result in PISA was greeted with dismay in the Indian media.[25] The BBC reported that as of 2008, only 15% of India's students reach high school.[26]

India pulled out of the 2012 round of PISA testing, in August 2012, with the Indian government attributing its action to the unfairness of PISA testing to Indian students.[27] The Indian Express reported on 9/3/2012 that "The ministry (of education) has concluded that there was a socio-cultural disconnect between the questions and Indian students. The ministry will write to the OECD and drive home the need to factor in India's "socio-cultural milieu". India's participation in the next PISA cycle will hinge on this".[28] The Indian Express also noted that "Considering that over 70 nations participate in PISA, it is uncertain whether an exception would be made for India".

In June 2013, the Indian government, still concerned with the future prospect of fairness of PISA testing relating to Indian students, again pulled India out from the 2015 round of PISA testing.[29]
UK

On 26 July 2013 the TES (Times Educational Supplement) published academic criticisms of the conceptual foundations and methods of PISA.[30]

It quotes University of Bristol Professor Harvey Goldstein, who explains that when the OECD tries to rule out questions suspected of bias, it can have the effect of "smoothing out" key differences between countries. "That is leaving out many of the important things,” he warns. "They simply don't get commented on. What you are looking at is something that happens to be common. But (is it) worth looking at? PISA results are taken at face value as providing some sort of common standard across countries. But as soon as you begin to unpick it, I think that all falls apart."

The article cites University of Copenhagen Professor Svend Kreiner, who looked at the reading results for 2006 in detail. He says that only about 10 per cent of the students who took part in PISA were tested on all 28 reading questions. "This in itself is ridiculous,” Kreiner told the TES. "Most people don't know that half of the students taking part in PISA (2006) do not respond to any reading item at all. Despite that, PISA assigns reading scores to these children."[31]

Queen's University Belfast mathematician Dr. Hugh Morrison argues that the statistical model underlying PISA has a fundamental, insoluble mathematical error that renders Pisa rankings "valueless".[32] Goldstein told the TES that Morrison highlights “an important technical issue” rather than the “profound conceptual error”. PISA “has been used inappropriately and some of the blame for that lies with PISA itself. I think it tends to say too much for what it can do and it tends not to publicise the negative or the weaker aspects.”

purba
07-12-2013, 10:53 PM
lho itu kan cuma soal cerita biasa... jaman gw kelas
5 SD sudah biasa mengerjakan soal cerita terkait ba
ngun geometri 2 dimensi... dan separuh dari murid di
kelas gw bisa mengerjakan soal semacam itu dengan
cukup akurat, minimal sebelum masuk masalahmeng
hitung akarnya... dan sekolah gw cuma peringkat 22
dari 32 SD di kecamatan gw :)

tapi itu 20 tahun silam... ngga tahu juga kalau kemam
puan matematis anak SD menurun... eh itu soal untuk
tingkatan SD atau SMP/SMA?


Kasus ente gak bisa dijadikan acuan bahwa hal yg sama juga berlaku di seluruh Indonesia. Ane gak yakin anak SD kebanyakan bisa mengerjakan soal PISA tsb. Minimal itu utk anak SMP. Lihat juga rendahnya syarat kelulusan UN. Itu sudah menunjukkan rendahnya kinerja pendidikan di Indonesia.

Metode pemeringkatan PISA mungkin tidak sempurna, kritik selalu ada, dan itu biasa. Tapi tidak bijak menolak hasil PISA hanya karena metodenya, apalagi oleh negara yg peringkatnya rendah. Lebih baik mengapresiasinya. Kalau bisa, itu buat pertimbangan dlm meningkatkan kinerja pendidikan di Indonesia.

Ronggolawe
07-12-2013, 11:07 PM
kekeke.... wong gw SD nya di SDN yang sampai
sekarang peringkat pendidikan provinsinya masih
masuk 10 besar terbawah di Indonesia, SD nya
pun tergolong mediocre sampai sekarang :)

bagi gw tujuan pendidikan Dasar-Menengah bukan
lah untuk mencapai tingkat keahlian tertentu, teta
pi cukup sampai pada satu tingkatan dimana si pe
serta didik tahu dia mau memilih apa yang terbaik
dari semua opsi yang ada untuk masa depannya...

TheCursed
07-12-2013, 11:12 PM
.... belajar jadi fun ;)) ....
Umm.. waktu sd, gue di beliin buku manual fisika, kimia dan bilogi terjemahan dari, sorry, Jerman. Isinya ternyata sebagian besar adalah gimana bikin toys dari knowledge itu. Buku itu emang buat anak2 sd di Deutsch marih. So, itu kali yang bikin cara pandang gue setelah remaja agak2 warped.
Tiap orang bicara gravitasi, yang gue bayangin lawn dart. Bicara kecepatan percepatan , gue bayangin mobil2an pake karet gelang. Bicara planet & tata surya... space. The final frontiers... The name of the place is Babylon 5... atau irama nuut nit nuut nit nit nuuu...t(intro serial konspirasi dengan tokoh utama 2 agent FBI yang mempopulerkan istilah Fanfic dan UST) ;D


... itu kan emang tipikal anak-anak abege, gak pernah ada rencana yang jelas, let if flow... ::doh::
Kalo nongkrong tanpa rencana jelas, bahkan 'main ps bareng'-pun ngga', biasanya gue tinggal. Dammit guys, you are wasting my time, when I can level/hack-up my Fei Fong Wong instead.

cha_n
08-12-2013, 12:14 AM
buku apa tuh? kayaknya bagus ya? TheCursed
ya tujuan hidup di dunia apa sih? bahagia kan? nah itu anak2 udah bahagia kan? kenapa pada pusing ya? bukannya bagus? xixixixi

TheCursed
08-12-2013, 12:45 AM
buku apa tuh? kayaknya bagus ya? TheCursed
ini cover edisi baru-nya.
http://angkasagroup.co.id/cover/Bermain%20dengan%20pengetahuan.jpg
http://angkasagroup.co.id/cover/Rahasia.jpg
http://angkasagroup.co.id/cover/edisi%20sains3.jpg

Oh, buat yang masil kecil banget, pra-SD sampe sd kelas 1-3, seri buku pustaka dasar juga bagus. Ngga tau sekarang masih terbit atau nggak. Kayaknya, kalaupun nggak terbit lagi, masih bisa di buru via lapak2 di Internet maupun lapak buku bekas macam di pasar Senen Jakarta.
Coba anak2 di 'umpani' dengan buku (biology)science ber-cover kayak gini:
http://www.amartapura.com/uploadimg/f_p/pustakadasarhewanprasejarah_23717.jpg
http://www.amartapura.com/uploadimg/f_p/pustakadasar17ditepilaut_10696.jpg
http://www.amartapura.com/uploadimg/f_p/pustakadasarkucing_24376.jpg
Dan ngga' di 'plang' gede-gede "Ini Buku Pelajaran IPA Biologi(ps: susah lho ngapalnya)", kayaknya sih, pengalaman 'belajar' akan jadi jauh lebih menyenangkan. In my personal experience, will help to set the tone for the attitude towards science in adulthood.
Believe it or not, yang gue tau pasti di jaman gue, konten referensi buku2 ini jauh lebih lengkap daripada buku IPA anak SD. Paling nggak sampe kelas 3. ;D

dan buat seri Pustaka Dasar, seingat gue, juga tersedia versi Social, Historical, dan Physics Science. :)
(kayaknya pernah gue singgung deh.)







... nah itu anak2 udah bahagia kan? kenapa pada pusing ya? bukannya bagus? xixixixi
Bahagia, tapi kalo dalam Oblivion... juga kayaknya kedengerannya nggak bagus, ya. ;D

purba
08-12-2013, 03:00 AM
kekeke.... wong gw SD nya di SDN yang sampai
sekarang peringkat pendidikan provinsinya masih
masuk 10 besar terbawah di Indonesia, SD nya
pun tergolong mediocre sampai sekarang :)

Apapun SD ente (SD jelek kek, SD bagus kek), itu kasus, gak bisa ente anggap semua SD di Indonesia sama dengan SD ente. Yg bisa ente jadikan takaran utk melihat kualitas SD di Indonesia, misalnya (kalo alergi dgn PISA) batas bawah kelulusan UN itu tadi.



bagi gw tujuan pendidikan Dasar-Menengah bukan
lah untuk mencapai tingkat keahlian tertentu,

Ya iyalah. Mosok lulusan SD, atau SMA sekalipun, dituntut punya keahlian tertentu? Jangankan itu, sarjana saja belum dituntut suatu keahlian kok, meski kuliahnya sudah lebih spesifik dari SMA. Ente kira kalo lulus jadi sarjana kedokteran sudah ahli ngobatin orang? Kagak.


tetapi cukup sampai pada satu tingkatan dimana si pe
serta didik tahu dia mau memilih apa yang terbaik
dari semua opsi yang ada untuk masa depannya...

Ane malah gak setuju dgn pendapat ente ini. Lebih baik, anak itu siap menghadapi masa depannya, apapun itu. Anak sekolah lebih baik dibiasakan utk bertanggung jawab terhadap pilihannya, apapun itu (bukan sebatas pilihan jurusan di perguruan tinggi, tapi termasuk mau jadi banci kek, mau jadi bandit kek, mau jadi istri ke-4 kek, mau jadi ateis kek, dll). Anak sekolah juga baik dibiasakan utk punya kemampuan adaptasi yg tinggi.

::ngakak2::

noodles maniac
08-12-2013, 06:36 AM
Umm.. waktu sd, gue di beliin buku manual fisika, kimia dan biologi terjemahan dari, sorry, Jerman. Isinya ternyata sebagian besar adalah gimana bikin toys dari knowledge itu. Buku itu emang buat anak2 sd di Deutsch marih. So, itu kali yang bikin cara pandang gue setelah remaja agak2 warped.
Tiap orang bicara gravitasi, yang gue bayangin lawn dart. Bicara kecepatan percepatan , gue bayangin mobil2an pake karet gelang. Bicara planet & tata surya... space. The final frontiers... The name of the place is Babylon 5... atau irama nuut nit nuut nit nit nuuu...t(intro serial konspirasi dengan tokoh utama 2 agent FBI yang mempopulerkan istilah Fanfic dan UST) ;D

The X-Files ;))

Eh itu yang beliin buku-bukunya bokap lu ya TheCursed? :-/

Jadi dari kecil udah dirangsang dengan buku-buku macem begitu ya, gak kayak anak-anak sekolah yang udah ketakutan, ill feel duluan liat teks book yang judulnya kaku dan isinya kurang menarik, apalagi gambarnya masih item putih khas buku teks ;D. Ok itu stimulus yang bagus, gokilnya dari buku-buku yang begitu bisa mempengaruhi imajinasi lu juga ya, hehe :cengir:

Thanks for the share, dude :minum2:


Ini mungkin dampak cara pembelajaran di sekolah yg masih "feodal". Maksudnya siswa masih setia menerima perintah dari guru dan guru masih dengan bangga menyuruh siswa. Di sekolah, umumnya siswa disodorkan rumus ini itu utk menjawab soal ini itu, persis yg dilakukan di bimbel, rumus cepat, beres, dijamin lulus ujian masuk perguruan tinggi. Di perkuliahan pun kayaknya tidak jauh berbeda. Mau instan-nya saja. Bahkan di pemerintahan pun sama, dari pada bikin pesawat sendiri yg menghabiskan biaya besar, mendingan beli saja, murah. Dari pada mengilang minyak sendiri, mendingan beli di Singapura, beres. Mind set seperti ini yg seharusnya dikikis habis dlm dunia pendidikan di Indonesia, agar anak2 itu nanti gak seperti bapak2nya sekarang. Utk mengikisnya bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga keluarga.

Feodalisme yang akhirnya membunuh kreatifitas dan menciptakan pola pikir instan ya, gilanya kebawa sampe gede, ok ok I see :ngopi:

Ronggolawe
08-12-2013, 07:24 AM
Apapun SD ente (SD jelek kek, SD bagus kek), itu kasus, gak bisa ente anggap semua SD di Indonesia sama dengan SD ente. Yg bisa ente jadikan takaran utk melihat kualitas SD di Indonesia, misalnya (kalo alergi dgn PISA) batas bawah kelulusan UN itu tadi.

kekeke...
tumben loe ngotot banget dengan penilaian Kuanti
tatif ala PISA atau UN... padahal metodologisnya
sendiri sangat diragukan.

bahkan di Indonesia, UN sendiri menjadi momok
secara psikologis, jadi bukan kemampuan teknis
nya yang dipertanyakan :)



Ya iyalah. Mosok lulusan SD, atau SMA sekalipun, dituntut punya keahlian tertentu? Jangankan itu, sarjana saja belum dituntut suatu keahlian kok, meski kuliahnya sudah lebih spesifik dari SMA. Ente kira kalo lulus jadi sarjana kedokteran sudah ahli ngobatin orang? Kagak.
lha, terus kok kayanya loe ngeledek banget Indo
nesia cuma peringkat 2 terbawah dalam bidang
matematika? :)



Ane malah gak setuju dgn pendapat ente ini. Lebih baik, anak itu siap menghadapi masa depannya, apapun itu. Anak sekolah lebih baik dibiasakan utk bertanggung jawab terhadap pilihannya, apapun itu (bukan sebatas pilihan jurusan di perguruan tinggi, tapi termasuk mau jadi banci kek, mau jadi bandit kek, mau jadi istri ke-4 kek, mau jadi ateis kek, dll). Anak sekolah juga baik dibiasakan utk punya kemampuan adaptasi yg tinggi.

::ngakak2::
lha malah meleber kemana-mana omongan loe :)

cha_n
08-12-2013, 09:36 AM
pisa sendiri apa sih? kenapa harus merujuk ke sana ? bisa digeneralisir gitu untuk semua negara

Ronggolawe
08-12-2013, 10:16 AM
menurut gw PISA cuma lembaga standar wannabe
yang ujung-ujungnya cuma jadi alat negara maju
untuk mengendalikan negara miskin/berkembang.

purba
08-12-2013, 11:41 AM
menurut gw PISA cuma lembaga standar wannabe
yang ujung-ujungnya cuma jadi alat negara maju
untuk mengendalikan negara miskin/berkembang.

Komentar-komentar ente mah tipikal semua masalah dunia sumbernya Yahudi. ::ngakak2::

purba
08-12-2013, 12:03 PM
kekeke...
tumben loe ngotot banget dengan penilaian Kuanti
tatif ala PISA atau UN... padahal metodologisnya
sendiri sangat diragukan.

Halagh.. gak semua orang meragukan setiap metodologi yg dipakai. Banyak juga yg mendukung dgn segala alasannya. Di setiap sistem penilaian (BAN-PT, ISO, AUN, PISA, UN, Webometrics, dll) selalu ada yg mendukung dan mengkritik metodolgi-nya. Itu biasa. Tapi yg jelas, penilaian itu penting utk evaluasi sistem. Jangan karena dinilai jelek, terus menyalahkan metodologi-nya. Juga, kalo ente gak setuju dgn sistem penilaian tsb, apa alternatif yg bisa ente sodorkan?

::ngakak2::

Ronggolawe
08-12-2013, 12:11 PM
Komentar-komentar ente mah tipikal semua masalah dunia sumbernya Yahudi. ::ngakak2::

kekeke...
keknya ente salah orang :)

---------- Post Merged at 11:11 AM ----------


Halagh.. gak semua orang meragukan setiap metodologi yg dipakai. Banyak juga yg mendukung dgn segala alasannya. Di setiap sistem penilaian (BAN-PT, ISO, AUN, PISA, UN, Webometrics, dll) selalu ada yg mendukung dan mengkritik metodolgi-nya. Itu biasa. Tapi yg jelas, penilaian itu penting utk evaluasi sistem. Jangan karena dinilai jelek, terus menyalahkan metodologi-nya. Juga, kalo ente gak setuju dgn sistem penilaian tsb, apa alternatif yg bisa ente sodorkan?

::ngakak2::

kekeke...
kalau cuma buat ngata-ngatain bangsa sendiri buat
apa?

gw udah bosan kritik-kritik dengan embel-embel
membangun :)...

gw lagi tertarik Assets Based Approach :)

purba
08-12-2013, 12:18 PM
dan buat seri Pustaka Dasar, seingat gue, juga tersedia versi Social, Historical, dan Physics Science. :)
(kayaknya pernah gue singgung deh.)

Wah jadi nostalgia. Ane dulu punya nih seri Pustaka Dasar ini. Boleh dibilang kumplit. Sekarang masih dicetak gak ya?

---------- Post Merged at 11:18 AM ----------



gw lagi tertarik Assets Based Approach :)

Ya trus apa hasilnya? Apa kelebihannya dibandingkan yg lain? Dgn metode yg ente tertarik itu, apa yg bisa dikatakan ttg pendidikan di Indonesia? Apakah dgn metode tsb ternyata kemampuan matematika anak Indonesia tinggi? Anak Indonesia bahagia? Or what?

::ngakak2::

BundaNa
08-12-2013, 02:43 PM
purba kayaknya dulu pernah bilang sekolah itu mestinya yang fun ya di warung lama? Ngomentari sekolah yang terlalu mengadaptasi sistem pendidikan yang terlalu kompetitif....sekolah jadi dianggap ga fun lagi kebanyakan otak kiri apa ya yang dipake?

Sekarang kog, dengan dasar penilaian PISA ini malah menganggap anak SD indonesia ga bisa ngasih metode yang kompetitif, yang bikin anak2 pintar matematika? Padahal dulu bilang, anak sekolahin aja SD depan rumah, ga perlu sekolah kebanyakan metode kaku...

CMIIW ya, waktu itu purba sendiri yang melontarkan masalah sekolah yang ga mengangkat permainan dan lagu2 tradisional di sekolah, kebanyakan dijejali matematika ama bhs inggris apa gitu...ga relevan mungkin, tapi saya bingung ajah, sekarang memandangnya "anak Indonesia bodoh2" padahal dulu menganggap harusnya sekolah menciptakan kesenangan

Ronggolawe
08-12-2013, 02:51 PM
Wah jadi nostalgia. Ane dulu punya nih seri Pustaka Dasar ini. Boleh dibilang kumplit. Sekarang masih dicetak gak ya?

---------- Post Merged at 11:18 AM ----------



Ya trus apa hasilnya? Apa kelebihannya dibandingkan yg lain? Dgn metode yg ente tertarik itu, apa yg bisa dikatakan ttg pendidikan di Indonesia? Apakah dgn metode tsb ternyata kemampuan matematika anak Indonesia tinggi? Anak Indonesia bahagia? Or what?

::ngakak2::
lah emangnya kudu harus punya kemampuan Mate
matika atau Sains atau bahasa yang tinggi?

---------- Post Merged at 01:51 PM ----------


purba kayaknya dulu pernah bilang sekolah itu mestinya yang fun ya di warung lama? Ngomentari sekolah yang terlalu mengadaptasi sistem pendidikan yang terlalu kompetitif....sekolah jadi dianggap ga fun lagi kebanyakan otak kiri apa ya yang dipake?

Sekarang kog, dengan dasar penilaian PISA ini malah menganggap anak SD indonesia ga bisa ngasih metode yang kompetitif, yang bikin anak2 pintar matematika? Padahal dulu bilang, anak sekolahin aja SD depan rumah, ga perlu sekolah kebanyakan metode kaku...

CMIIW ya, waktu itu purba sendiri yang melontarkan masalah sekolah yang ga mengangkat permainan dan lagu2 tradisional di sekolah, kebanyakan dijejali matematika ama bhs inggris apa gitu...ga relevan mungkin, tapi saya bingung ajah, sekarang memandangnya "anak Indonesia bodoh2" padahal dulu menganggap harusnya sekolah menciptakan kesenangan

hehehe...
ngga tahu kesambet apa Bund... sekarang sih
bagi dia yang penting "cela" sono-sini :)

purba
08-12-2013, 05:39 PM
purba kayaknya dulu pernah bilang sekolah itu mestinya yang fun ya di warung lama? Ngomentari sekolah yang terlalu mengadaptasi sistem pendidikan yang terlalu kompetitif....sekolah jadi dianggap ga fun lagi kebanyakan otak kiri apa ya yang dipake?

Sekarang kog, dengan dasar penilaian PISA ini malah menganggap anak SD indonesia ga bisa ngasih metode yang kompetitif, yang bikin anak2 pintar matematika? Padahal dulu bilang, anak sekolahin aja SD depan rumah, ga perlu sekolah kebanyakan metode kaku...

CMIIW ya, waktu itu purba sendiri yang melontarkan masalah sekolah yang ga mengangkat permainan dan lagu2 tradisional di sekolah, kebanyakan dijejali matematika ama bhs inggris apa gitu...ga relevan mungkin, tapi saya bingung ajah, sekarang memandangnya "anak Indonesia bodoh2" padahal dulu menganggap harusnya sekolah menciptakan kesenangan

Buset dah.. ente salah baca kali. Sekolah yg "fun" berarti kemampuan matematikanya rendah? Ya kagak mbak... :)

Coba ente lihat kembali soal PISA tsb, yg dituntut bukan matematika a la Kumon, rumus cepat masuk surga, atau semacamnya yg ane pun kagak setuju anak sekolah dijejali hal-hal begituan. Tetapi kemampuan utk bernalar, utk berfikir rasional, nah itu yg ane maksud. Juga bukan anak-anak sekolah Indonesia yg menjadi juara dunia olimpiade sains semua. Itu pun ane kagak setuju. Melainkan anak-anak Indonesia yg punya kemampuan bernalar secara rasional dgn baik. Itu yg ane lihat masih kurang ditekankan pada anak-anak sekolah di Indonesia. Soal PISA tsb jauh di bawah level soal olimpiade matematika tingkat kabupaten pun. Kemampuan matematika yg tinggi, maksudnya bukan jadi juara olimpiade semua, juga bukan jadi kutu buku semua, tetapi kemampuan yg baik dalam bernalar secara rasional. Paham, gak? Coba berusaha mencerna dgn baik, jangan antipati dulu.. nanti gak nyambung, apa yg ane tulis, apa yg ente tanggapin...

::hihi::

BundaNa
08-12-2013, 06:07 PM
^kan udah cukup seperti yang dirimu harapkan, jadai anak yang bahagia::bwekk::

tuscany
08-12-2013, 08:08 PM
menurut gw PISA cuma lembaga standar wannabe
yang ujung-ujungnya cuma jadi alat negara maju
untuk mengendalikan negara miskin/berkembang.

PISA mungkin bukan yang terbaik, dan memangnya adakah ukuran terbaik? Tapi setiap ukuran pasti ada gunanya, paling enggak untuk perbandingan. Sambil menantikan metode yang lebih baik, nggak ada salahnya kita merujuk ke PISA dulu sebagai salah satu alat evaluasi, dari pada nggak ada sama sekali.

Kalo memang kemudian kita semua happy dengan "fakta" anak Indonesia bahagia meskipun nilainya rendah, ya silakan saja.

Brw, gimana emangnya mengendalikan negara lain melalui hasil PISA? Nggak bisa mbayangin saya.

Ronggolawe
08-12-2013, 08:32 PM
ya ngga beda-beda jauh lah, dengan pola-pola pe
nolakan import oleh negara maju, akibat negara ter
tentu tidak memenuhi standar "mutu" tertentu.

Bisa saja, satu waktu, negara dengan standard
PISA Half-Bottom, ditolak untuk menyuplai tena
ga kerja ahli :)

TheCursed
08-12-2013, 09:51 PM
...
Eh itu yang beliin buku-bukunya bokap lu ya TheCursed? :-/

Nyokap yang beliin. :)
Bokap gue orang extra sibuk. Baru punya waktu setelah mendekati pensiun. ;D



Jadi dari kecil udah dirangsang dengan buku-buku macem begitu ya, gak kayak anak-anak sekolah yang udah ketakutan, ill feel duluan liat teks book yang judulnya kaku dan isinya kurang menarik, apalagi gambarnya masih item putih khas buku teks ;D. Ok itu stimulus yang bagus, gokilnya dari buku-buku yang begitu bisa mempengaruhi imajinasi lu juga ya, hehe :cengir:

Yang buku Jerman itu gambarnya hitam putih, lho. Tapi sangat2 cartoony, kayak ilustrasi dalam buku "5 Sekawan" atau "Harry Potter".
Cartoony, tapi scientifically correct. Contoh:
http://4.bp.blogspot.com/-VlFkbfBeqt0/T1gFepUTktI/AAAAAAAAD5s/eS0olDoFyzU/s1600/SAM_5718.JPG

Menstimulasi rasa ingin tau dan gemar, itu emang tujuan utama orang yang bikin buku2 ini. Yang kebetulan juga adalah guru2 sekolah dasar.
Kalo udah 'pengen' dan 'suka', nggak perlu di dorong2 pun, siapa aja bakalan 'jalan' sendiri. :)
Dan dari info temen2 yang punya anak kecil sekolah di Deutschland, emang gitu SOP pengajaran guru2 sini.

---------- Post Merged at 08:51 PM ----------


purba
...ga relevan mungkin, tapi saya bingung ajah, sekarang memandangnya "anak Indonesia bodoh2" padahal dulu menganggap harusnya sekolah menciptakan kesenangan

IMHO, mungkin, maksudnya Purba itu "Fun dan Smart". Dua hal itu nggak harus jadi mutually eksklusif. Bisa kok dapet dua2nya.

TheCursed
08-12-2013, 10:31 PM
Wah jadi nostalgia. Ane dulu punya nih seri Pustaka Dasar ini. Boleh dibilang kumplit. Sekarang masih dicetak gak ya?

Kayaknya ngga'. Gue terakhir keluyuran ke Gramedia matraman, udah nggak liat lagi.
Rak2 yang dulunya isi buku2 ini sekarang udah penuh manga. ;D

Tapi, kalo mau cari, kayaknya masih bisa di buru via lapak online atau toko buku bekas kayak di pasar senen. :)

BTW, acara Fun-Math buat anak2 SD. Dulu tayang di TVRI:

http://www.youtube.com/watch?v=Cku-j0T7WCE&feature=player_detailpage#t=48

Acara jadoel banget. Sekarang nggak ada lagi ya di tipi ? ;D
paling suka Mr. Blackstone, sama Det. Kate Monday. :D

cha_n
08-12-2013, 10:42 PM
susah juga ya cari bukunya...
rahasia sehari-hari untungnya cetak ulang

TheCursed
08-12-2013, 10:56 PM
susah juga ya cari bukunya...

bayangin, udah pengen pinter aja, ternyata jalannya [di]susah[in]. ;D

ancuur
08-12-2013, 11:32 PM
karena gurunya takut sama murid, makanya mereka sering tawuran dimana-mana.. SD aja tawuran ::doh::


http://youtu.be/ivIK49n01mo

http://youtu.be/ivIK49n01mo

TheCursed
08-12-2013, 11:37 PM
^Oemar Bakri, o' Oemar Bakri... ;D

noodles maniac
10-12-2013, 12:25 AM
BTW, acara Fun-Math buat anak2 SD. Dulu tayang di TVRI:

http://www.youtube.com/watch?v=Cku-j0T7WCE&feature=player_detailpage#t=48

Acara jadoel banget. Sekarang nggak ada lagi ya di tipi ? ;D
paling suka Mr. Blackstone, sama Det. Kate Monday. :D

Hahaha Gw juga sempet nonton ini Square One :lololol:

Tapi ditayanginnya di TVRI, di RCTI malah nayanginnya Sesame Street yang buat Balita ::doh::

BundaNa
10-12-2013, 09:39 AM
itu metode PISA gimana sih? Untuk penguasaan matematika, Indonesia terendah kedua, tapi teratas urusan murid happy...nah yang tertinggi untuk penguasaan matematika negara mana? negara itu urutan berapa untuk urusan murid happy?

Katanya disuruh mengajari anak dengan bahagia, smart yang bikin enjoy...nyatanya dari angket PISA, kolerasi itu berlaku gak?

cha_n
16-12-2013, 04:21 PM
dapat harta karunnnn yeyyyy makasih infonya TheCursed
http://img.photobucket.com/albums/v233/rinailkom/2013-12-16151509_zps199585ab.jpg

TheCursed
16-12-2013, 04:28 PM
^Super ! Sehr gut gemacht ! :D

BTW, berhubung buku2 itu udah ngga' terbit lagi, berapa besar kemungkinan kamu bersedia membuat kopi digitalnya, dalam bentuk PDF atau CBR ? ;D

cha_n
16-12-2013, 04:51 PM
hohoho... oke ntar kalau udah beres sidang tesisku ya dicicil deh dikit2. ini juga "cuma" dapat 32 dari total 60 judul. mau hunting lagi ntar

Porcelain Doll
16-12-2013, 05:16 PM
chan....mau juga dong kopinya :D
lumayan kan buat para ponakan baca :)

cha_n
16-12-2013, 05:22 PM
tahun depan ya insyaAllah abis sidang :D jadi semangat hunting2

Alip
16-12-2013, 06:11 PM
Dulu komplit 60 judul... baru sekarang bisa ngebayangin betapa ngos-ngosan orang tua mbeliin semua buku itu (dan sekarang hilang ::nangis::)
Ikut ngantri nungguin PDF atau CBR-nya yaaaaa... kalo bisa PDF dong, supaya bisa saya kirim ke copy center di Margonda buat diprint semuanya... ::hihi::

purba
16-12-2013, 06:20 PM
Wah boleh tuh PDF nya. :)

etca
16-12-2013, 06:22 PM
ikuttttttttttttt....
ikut antri pdfnya..
*upahmu besar di Sorga, cha_n ;D

cha_n
16-12-2013, 07:40 PM
widiw udah banyak yang antri ::ungg::
cbr itu apa ya?

cherryerichan
16-12-2013, 07:49 PM
mauuu...buat anak..
minta ya mak cha_n. mmuuaaah..

TheCursed
16-12-2013, 10:58 PM
widiw udah banyak yang antri ::ungg::
cbr itu apa ya?

CBR = Comic Book RAR.

Simple banget cara bikinnya: Scan, kompresi sebagai file RAR, rename akhiran file-nya dari *.rar jadi *.cbr. Selesai.
Di baca dengan Comic Book reader. Yang jadinya kayak baca buku komik, cuma digital.
:)

BTW, cha_n, kalo banyak peminatnya gini... jangan mau kerja gratisan. ::hihi::

cha_n
16-12-2013, 11:40 PM
ahahahaha jadi ladang bisnis menggiurkan nih ::cabul::

mudah2an bisa cepet beres nih urusan karya akhir, ujian, nah bisa nyicil secepatnya
jadi semangat ya... pelarian baru ::doh::

ndugu
17-12-2013, 12:00 AM
mau donk juga copy digitalnya, biar bisa kasi ke ponaan juga :mrgreen:
*ikut ngantri*

alamat chan perlu minjem portable scannernya etca nih :cengir:
http://www.kopimaya.com/forum/showthread.php/12745-Portable-Scanner

lattungtatturrus
17-12-2013, 03:18 AM
Ikut ngantri juga lah kalo gitu ya buk...!!! Buat anak!!!

TheCursed
17-12-2013, 04:09 AM
Makin banyak Cha_n ! Di bikin Kickstarter-nya aja. ::hihi::