PDA

View Full Version : [Berita] Seluruh Penduduk Bakal Dapat Jaminan Pensiun



panda
22-11-2013, 10:32 AM
Bila saat ini hanya pegawai negeri sipil yang mendapatkan tunjangan pensiun, per 1 Juli 2015 mendatang seluruh penduduk Indonesia berhak mendapatkan tunjangan pensiun.

Tunjangan pensiun akan diberikan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kepada seluruh peserta aktif iuran pensiun PT Jamsostek selama minimal 15 tahun.

"Tunjangan pensiun diberikan setiap bulan setelah peserta berusia 55 tahun dan akan terus diberikan kepada istrinya hingga anaknya hingga berusia 25 tahun," ujar Dirut Jamsostek Elvyn G. Masyasya ketika bertandang ke Graha Pena Jakarta, kemarin.

Tunjangan pensiun tidak hanya diberikan pada pekerja sektor formal, melainkan juga terbuka pada pekerja nonformal yang mendaftar untuk menjadi peserta BPJS.

Untuk mendapatkan manfaat tersebut, pekerja formal harus membayar iuran sebesar 8 persen, dimana 5 persen diantaranya dibayarkan perusahaan yang mempekerjakan dan 3 persen dibayarkan oleh pekerja.

"Bila peserta belum genap 15 tahun membayar iuran pensiun saat pensiun, BPJS nantinya akan memberikan tunjangan pensiun dalam bentuk lumpsum (diterima tunai) sebesar iuran pokok dan hasil pengembangannya," terang Elvyn.

Mulai 1 Januari 2014, Jamsostek akan bergabung dalam BPJS dan mulai melakukan pengalihan pelayanan jaminan kesehatan ke PT Askes. Nantinya, Jamsostek akan memberikan fasilitas jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua. Sementara, pada 2015 akan ditambahkan jaminan pensiun.

"Kalau saat ini perusahaaan masih boleh memilih salah satu jaminan yang diberikan, mulai 1 Januari 2014 seluruh jaminan BPJS wajib diberikan pada pekerja. BPJS juga memiliki wewenang inspeksi ke perusahaan dengan sanksi pidana 10 tahun atau denda Rp 5 miliar bagi pengusaha yang tidak ikut BPJS," papar Elvyn.

Untuk mendapatkan jaminan kecelakaan kerja, peserta harus membayar iuran yang berkisar 0,22 persen hingga 1,74 persen dari take home pay. Bila terjadi kecelakaan semasa kerja, pekerja akan mendapatkan manfaat sebesar 48 kali gaji terakhir.

"Khusus untuk kecelakaan kerja yang menyebabkan kelumpuhan atau cacat yang menetap, jumlah manfaatnya akan bertambah menjadi 56 kali gaji, karena kita berasumsi mereka membutuhkan perawatan lebih panjang dibandingkan kecelakaan kerja biasa," terangnya.

Sementara, iuran kepesertaan untuk program jaminan kematian sebesar 0,3 persen dari gaji kotor. Seluruh peserta jaminan kematian akan memperoleh santunan sebesar Rp 21 juta bila mengalami kematian dalam masa kepesertaan. Total iuran kepesertaan, diluar tunjangan pensiun, nantinya akan menjadi 5,7 persen dari total gaji kotor.

"Iuran ini akan menjadi terkecil kedua di dunia setelah Nigeria. Bandingkan dengan Malaysia yang mewajibkan iuran jaminan sosial 22 persen dari gaji, Singapura 34 persen gaji, dan negara-negara di Eropa yang 40 persen gaji kotornya digunakan untuk membayar iuran jaminan sosial," pungkas Elvyn.



Sumber : JAWA POS

itsreza
22-11-2013, 10:38 AM
*seluruh penduduk yang menjadi peserta BPJS

jangan sampai judulnya menyesatkan pembaca :)

opera
22-11-2013, 10:41 AM
sempet seneng tp kecewa stlh baca komen nya itreza

GiKu
22-11-2013, 10:42 AM
judulnya sudah menyesatkan saya

BundaNa
22-11-2013, 04:23 PM
lho kan udah, jamsostek emang ada penjaminan pensiun kog

Alip
22-11-2013, 04:46 PM
^
makanya saya jadi heran... ini bedanya apa dengan yang berlaku sekarang bagi karyawan swasta yang sudah ikut jamsostek (bukannya wajib?)


"Bila peserta belum genap 15 tahun membayar iuran pensiun saat pensiun, BPJS nantinya akan memberikan tunjangan pensiun dalam bentuk lumpsum (diterima tunai) sebesar iuran pokok dan hasil pengembangannya," terang Elvyn.
Duh, saya dapetnya lumpsum dong... hiks, padahal maunya yang bulanan ituh...
::nangis::


"Iuran ini akan menjadi terkecil kedua di dunia setelah Nigeria. Bandingkan dengan Malaysia yang mewajibkan iuran jaminan sosial 22 persen dari gaji, Singapura 34 persen gaji, dan negara-negara di Eropa yang 40 persen gaji kotornya digunakan untuk membayar iuran jaminan sosial," pungkas Elvyn.

Iya sehh... tapi lihat apa yang mereka dapat sebagai jaminan sosial dan bandingkan dengan punya kita...
::grrr::

itsreza
22-11-2013, 05:03 PM
Sama saja, bedanya pelayanan BPJS terintegrasi: jamsostek, jamkesmas, dan askes
sesuai dengan amanah pada undang-undang BPJS.

River
19-03-2014, 12:27 AM
member KM ada yang udah jadi anggota BPJS Kesehatan?
plus minusnya gabung BPJS apa sih?
:confused::confused::confused:

etca
19-03-2014, 01:32 AM
gratong tapi ribet ;D

soalnya musti pake surat rujukan, ga boleh direct ke rumkit.
setiap fasilitas tindakan sehari hanya boleh satu kali. #cmiiw

cherryerichan
19-03-2014, 07:41 AM
klo g salah obatnya juga dikurangi. jatah sebelumnya dapet buat satu bulan,jadi dapet buat 2 minggu.
eniwe,askes juga pake rujukan kok kalo mau ke rs selain rujukan. biasanya peserta askes kan berobatnya ke dokter keluarga yg ditunjuk askes sesuai domisili ato puskes. kalo peralatannya kurang memadai kita baru minta rujukan ke rs yg kita mau.
cuma ya itu..fasilitas gratis, obatnya generik. kadang yg miris obat buat anak sama orang dewasa disamain. beda takaran. kasian kan anak umur 2-3 tahun di kasih tablet segede apaan. kalo tablet samsung mah seneng aja anaknya.

tuscany
19-03-2014, 08:04 AM
gratong tapi ribet ;D

soalnya musti pake surat rujukan, ga boleh direct ke rumkit.
setiap fasilitas tindakan sehari hanya boleh satu kali. #cmiiw

etca udah daftar ya? kalo soal nggak boleh langsung ke rumkit, itu emang sistem yg dipake askes, supaya ditangani lebih cepat sama dokter umum dulu. sapa tau nggak parah2 amat.
mungkin selain bjps perlu juga kita ada tambahan lain untuk memperlonggar pilihan jaminan kesehatan.

etca
19-03-2014, 08:45 AM
bukan daftar non,
gw kan buruh pabrik, otomatis terdaptar dalam jamsostek.
nah tahun ini jamsostek ganti atau terintegrasi jadi BJPS.


kemarin pas preventif gw ke rumkit mau rontgen, mumpung sakitnya belum parah.
garagara ga punya waktu banyak bwt antri n bolak balik urus ini itu, akhirnya bypass pilih bayar sendiri.
soalnya selama dua hari berturut2 itu gw ke rumkit, rontgen n konsul dan siangnya gw teuteup ngantor.

alfaromeo
19-03-2014, 10:41 AM
lum ikut jamsostek

River
20-03-2014, 12:44 AM
berarti sekarang masih banyakan minusnya yah?
jadi berpikir2 nih mau daftar bpjs apa ikut asuransi swasta ajah..
eh tapi katanya tahun 2019 seluruh penduduk wajib ikut bpjs, jadi mau ga mau harus ikut yah..

cherryerichan dulu ikut askes? kalo begitu berarti setelah jadi bpjs kualitas pelayanannya malah berkurang dong? hmm

etca
15-06-2014, 09:06 PM
River
saya mau update nih pengalaman pribadi

dua bulan yang lalu saya ke dokter spesialis,
trus ama beliau langsung dirujuk ke IGD karena udah parah banget namun ngeyel ga mau dirawat inap ;D
berhubung saya bayar cash, pelayanannya lumayan lah,
diseberang saya pakai fasilitas BJPS, sendirian pulak. agakagak dicuekin.
saya ga tahu apakah fasilitas yang diberikan sama atau tidak.

Hari ini... err sakit saya kambuh lagi sejak hari Sabtu dan hari ini lumayan parah, obat yang biasa gw pakai pun ga ngefek. ::arg!::
Berhubung Senin ada tiga meeting dan ga mau drop mengingat kejadian dua bulan yang lalu.
akhirnya saya sendirian naik taksi langsung menuju IGD *karena hari ini Minggu dan dokter yang dituju ga ada*
pas ditanya pembayaran mau via apa, iseng saya menjawab, "Emang BJPS bisa tanpa rujukan?"
Lalu mbaknya bagian perawatan bilang, "Bisa"

Uhuiii!!
Tanpa birokrasi belibet yang musti puanjaaangggg itu. Mungkin karena ini di IGD kali yak.
Palingan tadi agak repot fotokopi kartu BJPS dan Surat Elegibilitas Peserta RS, soalnya jalan kaki sendiri nyebrang ke luar rumkit. Untung dekat. ;D
Dan hasilnya saya bebas biaya IGD, biaya dokter, biaya alat, obatobatan (kebetulan resepnya masih dalam cakupan BJPS)
cuman saya cuma dapat 1 ampul, eh apa ya namanya.. beda ama dua bulan yang lalu di IGD ampe midnite saking banyaknya varian obat.
Ga tahu apakah mungkin dokternya ngeliat gw masih bisa jalan sendiri, beda dibandingkan dua bulan yang lalu pasrah duduk manis di kursi roda ;D
Mungkin memang begitu, karena tadi abis dari rumkit udah berasa mendingan banget dan sempat ke gereja yang sore.

surjadi05
16-06-2014, 08:26 AM
River
saya mau update nih pengalaman pribadi

dua bulan yang lalu saya ke dokter spesialis,
trus ama beliau langsung dirujuk ke IGD karena udah parah banget namun ngeyel ga mau dirawat inap ;D
berhubung saya bayar cash, pelayanannya lumayan lah,
diseberang saya pakai fasilitas BJPS, sendirian pulak. agakagak dicuekin.
saya ga tahu apakah fasilitas yang diberikan sama atau tidak.

Hari ini... err sakit saya kambuh lagi sejak hari Sabtu dan hari ini lumayan parah, obat yang biasa gw pakai pun ga ngefek. ::arg!::
Berhubung Senin ada tiga meeting dan ga mau drop mengingat kejadian dua bulan yang lalu.
akhirnya saya sendirian naik taksi langsung menuju IGD *karena hari ini Minggu dan dokter yang dituju ga ada*
pas ditanya pembayaran mau via apa, iseng saya menjawab, "Emang BJPS bisa tanpa rujukan?"
Lalu mbaknya bagian perawatan bilang, "Bisa"

Uhuiii!!
Tanpa birokrasi belibet yang musti puanjaaangggg itu. Mungkin karena ini di IGD kali yak.
Palingan tadi agak repot fotokopi kartu BJPS dan Surat Elegibilitas Peserta RS, soalnya jalan kaki sendiri nyebrang ke luar rumkit. Untung dekat. ;D
Dan hasilnya saya bebas biaya IGD, biaya dokter, biaya alat, obatobatan (kebetulan resepnya masih dalam cakupan BJPS)
cuman saya cuma dapat 1 ampul, eh apa ya namanya.. beda ama dua bulan yang lalu di IGD ampe midnite saking banyaknya varian obat.
Ga tahu apakah mungkin dokternya ngeliat gw masih bisa jalan sendiri, beda dibandingkan dua bulan yang lalu pasrah duduk manis di kursi roda ;D
Mungkin memang begitu, karena tadi abis dari rumkit udah berasa mendingan banget dan sempat ke gereja yang sore.

Err bukannya aturannya begitu ya ca, kalo klinik referensi tutup langsung ke ugd, makanya saya selalu bilang sama staff kalo sakit bisa tahan sampe malam atau hari libur langsung ke ugd pasti langsung diperiksa ::ungg::

porcupine
16-06-2014, 09:43 AM
iya bener, kalo masuk UGD ngga perlu rujukan, bisa langsung diambil tindakan - tapi ini kalo kasusnya memang sudah gawat yah

kalo belum, biasanya ama dokter resident nya akan dibalikin nyuruh kita ke Puskesmas terdekat dulu

pasingsingan
18-06-2014, 01:33 PM
omong-omong soal BPJS

program tsb sptnya yng disasar adlh pekerja sektor formal
betul gak? (cmiiw)

klo betul
lalu program semacam BPJS yng menyasar pekerja informal namanya apa yak? :-?

jojox
18-06-2014, 08:11 PM
sik...formal dan gak formal kan intinya di NIK.

Seseorang kl memiliki NPWP yg dibuat berdasarkan NIK ktp tunggal, by-name-by-address, yah berarti diakui negara haknya si WN tsb untuk mendapatkan (eligible) social welfare kayak BPJS itu mas. Redundan dong kl bikin sistem utk sektor non-formal. Arahnya toh ke depan di-formal-ken semua. Banyak sistem yg akan diintegrasikan terkait Kependudukan Pencatatan Sipil sampe tingkat Kelurahan. Bayangin skalanya, dan ...kerepotan-nya, terlepas anggarannya.
Ini program paling seksi Kemendagri ke depan. :ngopi:

surjadi05
18-06-2014, 09:41 PM
iya bener, kalo masuk UGD ngga perlu rujukan, bisa langsung diambil tindakan - tapi ini kalo kasusnya memang sudah gawat yah

kalo belum, biasanya ama dokter resident nya akan dibalikin nyuruh kita ke Puskesmas terdekat dulu
Kalo tip dari gw om, kslo belum parah tunggu sampe klinik/puskesmas rujukan tutup pasti ditangani ama dokter rs, soalnya denger2 gossip tetangga klinik yg kasih rujukan sering ditegur dan dikurangi "fee" sama jamsostek, tapi itu tahun lalu yah, kalo sekarang kan ditangani askes jadi belum denger ya ::bye::

pasingsingan
19-06-2014, 07:27 AM
jojox

implementasi BPJS saat ini menurut ente spt apa?
bukannya BPJS itu mengandalken setoran?
krn, dari akumulasi setoran itulah sistem BPJS dijalanken (basic insurance)
prakteknya, dipungut sekian prosen dari penghasilan pekerja sektor formal
dilaksanaken oleh pemberi kerja, dlm hal ini pemberi kerja sbg wajib setor ke BPJS

lah klo sektor non-formal spt misal: petani, nelayan, pkl dsj
apakah sudah diatur mekanisme pungut n setornya di UU-BPJS? :-?

jojox
19-06-2014, 06:54 PM
pasingsingan,

ya, kurang lebih pemahaman saya terkait prosesi BPJS seperti itu.
(Read more here: http://df.jamsosindonesia.com/sjsn/Program/program_jaminan_pensiun)

Ini kaitannya erat banget dengan sistem perpajakan kita. Soalnya, notabene tuh kan mensyaratkan adanya NPWP untuk filing SPT.

Sedang pekerja non-formal apakah :
1. Punya NPWP baik individu ataupun CV/Koperasi; biasanya nempel di gapoktan, KUD, kelompok usaha bersama, dst..
2. Melaporkan SPT lengkap sehingga teridentifikasi item mana yg disetor dan di claim untuk deduksi.

Sistematis, berarti yang ter-cover tuh hanya yg masuk sistem lewat NPWP itu tadi.

Berhubung kebijakan baru (2014), implementasinya jangan harap sempurna cepat cair klaim ini itu lho ya,
Kasih 2-3 th lagi, baru keliatan kinerja yg lebih rapi dan efisien untuk pelayanan yg optimal.

Kecuali...BPJS di ubah gender jadi SWASTA. ::ngakak2::::ngakak2::

River
20-06-2014, 11:30 AM
makasi infonya mbak etca ::maap::
pasingsingan
kalau untuk bpjs kesehatan pekerja sektor informal bisa daftar sebagai peserta mandiri
http://bpjs-kesehatan.go.id/downlot.php?file=Cara%20Pendaftaran%20Pekerja%20Ma ndiri%20dan%20Bukan%20Pekerja.pdf