PDA

View Full Version : Iki yo PEnak



opera
16-10-2013, 02:18 PM
ANDAIKAN sosok seperti Bardino, 25, ini hidup di zaman revolusi 1945, sangat dibutuhkan di medan perjuangan. Berani menelusup ke daerah pertahanan musuh. Sayangnya dia lahir di era gombalisasi, sehingga keberaniannya itu digunakan untuk “menelusup” ke kamar adik iparnya. Akibatnya, Nastiti, 18, pun kemudian hamil 6 bulan!

Ipar atau adik wanita daripada istri kadang bisa menjadi musuh dalam selimut. Ini terjadi bila punya suami yang imannya hanya setebal selotip. Melihat adik ipar yang begitu mulus bebas dempul, pikirannya jadi macem-macem. Bila pemikiran ngeres ini terus dikembangkan dan difasilitasi, akhirnya akan sampai pada kesimpulan bahwa ipar itu sampai disebut ipe (bahasa Jawa) karena ternyata: iki ya penak (ini enak juga).

Kesimpulan gendeng ini setidaknya diakui oleh Bardino, warga Pekon (kelurahan) Sidoharjo, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu Lampung. Begitu berhail masuk kamar adik iparnya, gadis yang baru tumbuh mekar tersebut diperlakukan bak istri sendiri. Karena keasyikan dan keenakan, perbuatan terkutuk itu pun dilakukan berulang kali. Tapi setelah Nastiti hamil, solusinya tak ada lain kecuali jadi urusan polisi.

Meski sudah menjadi kepala rumahtangga, Bardino memang masih tinggal di kompleks Mertua Indah yang bebas cicilan BTN. Dia tinggal satu kamar dengan istrinya, Gati, 25. Sedangkan di kamar lain ada Nastiti, yang juga satu kamar sendirian. Sang mertua laki perempuan di kamar lain pula, yang letaknya agak berjauhan dari kamar Nastiti.

Untuk pemikiran yang lurus-lurus saja, tata letak kamar yang demikian sebetulnya tak jadi masalah. Tapi bagi Bardino yang belakangan kesengsem berat pada sang adik ipar, itu sebuah medan yang sangat strategis untuk melancarkan nafsu iblis. Maka sejak itu dia selalu memutar otak, bagaimana penyergapan itu harus dimulai, sehingga “musuh” tak bisa berkutik, tapi para Belanda tetap di tangsinya.

Terus terang, sebetulnya Bardino agak menyesal mengawini Gati, kakak kandung Nastiti. Di samping usianya sama-sama 25 tahun, secara pisik kurang menjanjikan. Setelah jadi suami istri, barulah Bardino tahu bahwa adik kandung istrinya sangat cantik mempesona. Kalau belanja barang masih bisa ditukar jika ada bon pembelian, lha kalau belanja istri, mana mungkin ditukar-tukar, bisa dipathak watu (ditimpuk) ini kepala menantu.

Sementara hidup dalam penyesalan berkepanjangan, Bardino selalu mengagumi kemolekan tubuh Nastiti yang semakin memukau. Tata letak kamar di rumah mertua, bagi Bardino ternyata sangat menguntungkan. Setelah dikalkulasi untung dan ruginya, sekali waktu dia meneguhkan diri untuk bisa mulai mengadakan “serangan umum” non 1 Maret 1949 itu.

Tengah malam yang sepi, di kala seluruh anggota keluarga tertidur lelap, diam-diam Bardino merayap ke kamar adik iparnya yang hanya ditutup gordin. Secara pelan tapi pasti, penyergapan itu dimulai. Awalnya ada sedikit perlawanan, tapi berkat rayuannya yang sangat maut, akhirnya Nastiti bertekuk lutut dan berbuka paha juga. Sejak itu dia membenarkan jarwa dosok (kata majemuk)-nya orang Jawa, ipe itu ternyata memang kepanjangan iki ya penak!

Aksi mesum terus berlanjut, sampai kemudian Nastiti pun hamil 6 bulan. Bingunglah sekarang Bardino, ke mana harus menyembunyikan. Sempat disembunyikan di daerah Rawajitu, Tulangbawang. Tapi karena kepergian Nastiti bersama Bardino, akhirnya timbulah kecurigaan itu. Saat pulang kembali segera diinterogasi, hasilnya Nastiti mengaku bahwa hamil 6 bulan akibat digauli secara berkesinambungan oleh kakak iparnya.

Tentu saja istri Bardino dan mertua berikut jajarannya marah besar. Bagaimana harus menyelesaikan kemelut ini? Mana mungkin poligami dengan adik kandung sendiri. Saking marahnya Gati, suami yang telah memberikan satu anak itu dilaporkan ke Mapolsek Pringsewu. Sanksi hukumannya bisa kena 15 tahun penjara. Sebab gara-gara ulah Bardino, Nastiti terpaksa putus sekolahnya di SMA.

Tak dapat ijasah malah bakal dapat ijabsah. (LP/Gunarso TS)

http://www.poskotanews.com/2013/03/20/pemberani-itu-menelusup-ke-kamar-adik-ipar/

::nangis:: ::nangis:: berita sedih tapi narasinya bikin ::ngakak2:: ::ngakak2:: ::ngakak2::

cherryerichan
16-10-2013, 02:22 PM
mantep surantep ya serangan umumnya.kalo ditilik2,adek ipar juga seneng.doyan malah. buktinya g nolak.

surjadi05
16-10-2013, 02:32 PM
ya, Nastiti, 18, pun kemudian hamil 6 bulan!

Ipar atau adik wanita daripada istri kadang bisa menjadi musuh dalam selimut. Ini terjadi bila punya suami yang imannya hanya setebal selotip. Melihat adik ipar yang begitu mulus bebas dempul, pikirannya jadi macem-macem. Bila pemikiran ngeres ini terus dikembangkan dan difasilitasi, akhirnya akan sampai pada kesimpulan bahwa ipar itu sampai disebut ipe (bahasa Jawa) karena ternyata: iki ya penak (ini enak juga).

Kesimpulan gendeng ini setidaknya diakui oleh Bardino, warga Pekon (kelurahan) Sidoharjo, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten
itu ternyata memang kepanjangan iki ya penak!

Tak dapat ijasah malah bakal dapat ijabsah. (LP/Gunarso TS)

http://www.poskotanews.com/2013/03/20/pemberani-itu-menelusup-ke-kamar-adik-ipar/

::nangis:: ::nangis:: berita sedih tapi narasinya bikin ::ngakak2:: ::ngakak2:: ::ngakak2::

Hidup memang tidak adil,kenapa istri gw mesti anak bungsu ::nangislari::

BundaNa
16-10-2013, 02:47 PM
dia juga ga dapet ijabsah lah::hihi::

Bi4rain
16-10-2013, 02:49 PM
^::doh::

bahasanya kok gitue sih, kayak orang ngomentari permasalahan tanpa empati (kalo di tipi2 serasa kayak warga ngegosipin tetangga kampung sebelah -_-)

BundaNa
16-10-2013, 02:57 PM
yahhh mau empati yang mana? Nastitinya juga doyan (lah 6 bulan sukses selingkuh sama ipar), yang bardino juga ga tau malu...kasian sama gati sih, tapi kebeneran ketauan, bisa ditendang dengan segera itu bardino

surjadi05
16-10-2013, 03:06 PM
Yoi, mau sama mau,sama2 sudah besar, apanya yg di emphaty in? ::ungg::

serendipity
16-10-2013, 03:15 PM
Ya elaaaah wartawan poskota ya gitu deh emang.... ::hihi::
btw koran poskota masih gak ada perubahan gitu ya... bahasa beritanya sangat lucu... :)) menghibur dan penuh imajinasi liar

opera
16-10-2013, 03:27 PM
^ salah satu pelanggan poskota

serendipity
16-10-2013, 03:30 PM
^ ih om ope gitu deh.. yg ngecopas berita poskota kan om ope ::bwekk::
gw cuma liat kalo di lampu merah doank... dan.... headlinenya sangat kocak menghibur disaat macet dan padat merayap ::hihi::

itsreza
16-10-2013, 04:19 PM
ini wartawan pos kota tumben pinter menulis.

noodles maniac
16-10-2013, 05:10 PM
Ini artikel "Nah ini dia" ya? Penuturan berita nya khas banget :cengir:

Fere
16-10-2013, 05:57 PM
narasinya keren.. ::hohoho::

Porcelain Doll
16-10-2013, 06:35 PM
liat preview sekilas, g pikir kisah pengusaha gitu...;D
kecele ::doh::

eve
16-10-2013, 06:52 PM
PinterR!!! ...

surjadi05
16-10-2013, 08:58 PM
liat preview sekilas, g pikir kisah pengusaha gitu...;D
kecele ::doh::

Ini juga "pengusaha" po, sing penting usaha ::hihi::

AsLan
16-10-2013, 09:00 PM
eh tadi pagi juga baru baca ada aysh tiri memperkosa anak tirinya sampai hamil.

yg gw pikir, kasus2 begini baru terbongkar saat si cewek hamil.

nah kira2 ada berapa banyak ya kasus yg gak kebongkar karena si cewek gak hamil ?

jangan2 banyak sekali cewek yg dikerjai orang dekatnya.

surjadi05
17-10-2013, 03:59 PM
eh tadi pagi juga baru baca ada aysh tiri memperkosa anak tirinya sampai hamil.

yg gw pikir, kasus2 begini baru terbongkar saat si cewek hamil.

nah kira2 ada berapa banyak ya kasus yg gak kebongkar karena si cewek gak hamil ?

jangan2 banyak sekali cewek yg dikerjai orang dekatnya.

Kalo ini kan 2 kasus yg berbeda,kadang2 dalam beberapa kasus (ga mayoritas ya apalagi semuanya) si ibu tahu tapi belaga ga tahu, karna faktor ekonomi nah kalo si anak masih belum merit kan kalo bunting ketahuan tetangga, nah baru deh kebuka, udah ahh serem gw kalo bicarae hal gini,  ..kabur Ahh:p

gogon
18-10-2013, 11:44 AM
penulis "Nah Ini Dia" memang pujangga tanpa tanda jasa.

eve
24-10-2013, 12:18 PM
eh tadi pagi juga baru baca ada aysh tiri memperkosa anak tirinya sampai hamil.

yg gw pikir, kasus2 begini baru terbongkar saat si cewek hamil.

nah kira2 ada berapa banyak ya kasus yg gak kebongkar karena si cewek gak hamil ?

jangan2 banyak sekali cewek yg dikerjai orang dekatnya.

naudzbillah...

saya jadi inget waktu kecil, kelas4-5 sd, ada sodara yang numpang di rumah, suami istri (ibaratnya paman lah).

seingat saya, pernah dia masuk kamar saya waktu saya lagi belajar, terus dia nempel2in anu2nya ke pundak saya (karena posisi saya duduk dan di deketin saya dalam posisi berdiri). waktu itu meski saya belum ngerti tentang pelecehan seksual, tapi saya gak suka. dan itu berbekas banget di dalam diri saya. trauma saya...

makanya kebawa sampai sekarang, kalau saya liat adik saya (cowok, kelas 3sd) deket2 anak saya (cewek, 4th), saya langsung bentak dia. deket dalam hal ini, meluk atau nyium (pipi) anak saya... meski mungkin itu ungkapan sayang, saya kadang otomatis bentak (sambil melotot). trauma saya....

noodles maniac
26-10-2013, 09:32 AM
Waduh gimana kalo tuh anak dah mulai pacaran, lu mesti ikut ya eve ;))

---------- Post Merged at 08:20 AM ----------


penulis "Nah Ini Dia" memang pujangga tanpa tanda jasa.

Paradoks sih baca artikel beginih, berita amoral tapi narasinya dibikin kocak ;D

Contoh berita lainnya :nunjuk:

Satpam Pabrik Ban Tubles Hobinya Nubles Bini Orang (http://www.poskotanews.com/2013/10/08/satpam-pabrik-ban-tubles-hobinya-nubles-bini-orang/)

http://www.poskotanews.com/cms/wp-content/uploads/2013/10/nah-sub3-216x180.jpg


MUGITO,35, memang tak ada puasnya dalam urusan perempuan. Bini sudah dua masih ganggu bini orang. Maklum, Satpam pabrik ban tubles ini ahli mendekati wanita, sehingga Dini, 29, rela saja di-“tubles”-nya dalam hotel. Tapi dia siap dengan resikonya. “Kalau dicerai suamiku, aku siap. Tapi kalau bisa jangan sampai,” katanya pada polisi.
Lagi-lagi terbuktikan, ekonomi rumahtangga yang rapuh bisa mengundang perselingkuhan, khususnya bagi kaum wanita. Boleh cinta pada suami setinggi gunung Semeru, tapi jika materi selalu kekurangan, dia bisa berpaling pada lelaki lain yang mampu menawarkan materil sekaligus onderdil. Nah, bagi istri yang rusak dia punya moril, bagaimana tak langsung nginthil (ikut).
Soal cinta Dini pada Tigor, 32, suaminya jangan diragukan lagi. Tapi selama satu pelita menjalani kehidupan rumahtangga bersamanya, ekonomi tak kunjung berubah. Bahkan sekarang, demi perbaikan ekonomi itu pula, rela pergi merantau ke Jakarta. Mestinya anak istri diajak serta. Tapi karena penghasilannya belum memadai, belum beranilah dia boyong keluarga. Hanya 3 bulan sekali Tigor pulang ke Simalungun Sumut, dalam rangka setor bonggol dan benggol.
Sebagai wanita muda yang masih enerjik, jelas Dini sering kesepian. Sudah begitu, kiriman dari suami tidak selalu mencukupi, sehingga dia pun terpaksa jualan sandal di kaki 5. Untung saja di kotanya pak bupati belum segalak Jokowi – Ahok di Jakarta; jualan di kaki lima dioprak-oprak disuruh masuk penampungan.
Kurang kasih sayang suami, kurang duit, sungguh cobaan multidimensi bagi Dini. Maka ketika kenalan baru, Mugito sering main ke rumahnya, dia tak lagi menjadi risih, meski sorot mata para tetangga penuh curiga. Gara-gara Dini selalu welcome, Mugito juga semakin rajin main ke hunian Dini di Bahapal Sinaksak, Nagori Dolok Maraja, Kec. Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun.
Bila Mugito main ke rumah, tak hanya tangan kosong. Mesti bawa oleh-oleh buat anaknya, dan juga ninggali uang buat Dini. Walhasil ketika kemudian dia diajak nginep di hotel bareng Satpam pabrik ban Bridgestone tersebut, Dini tak mampu menolak. Apa lagi sebagai tenaga kerja pabrik ban tubles, daya ”tubles” Mugito di hotel juga sangat luar biasa, sehingga Dini pun tak bisa melupakannya.
Dini sudah pernah ditegur tetangga kanan kiri, tapi tak juga mengindahkannya, karena cinta Mugito jauh lebih indah. Habis sudah kesabaran tetangga, sehingga mereka pun diam-diam melaporkan ulah Dini pada Tigor di Jakarta. ”Kalau tak percaya, buktikan saja kelakuan istrimu akhir-akhir ini.” begitu kata informan lewat HP.
Tentu saja Tigor sangat terperanjat. Istri yang selama ini sangat ia percayai dan sayangi, masak tega mengkianati cinta kasihnya selama ini. Sangat penasaran dengan info tetangga, diam-diam dia kembali ke kampungnya, untuk membentuk pansus non DPR. Jadi meskipun pulang kampung, tapi dia tak buru-buru temui anak istri. Dari jauh Tigor selalu mengamati perkembanan rumah, persis gaya penyidik KPK mau menangkap koruptor.
Ternyata benar. Tak lama kemudian dia melihat istrinya pergi dengan seorang lelaki, yang rupanya si Satpam pabrik ban. Ke mana saja diikuti pasangan mesum tersebut. Begitu keduanya masuk hotel, Tigor lapor Satpam, minta pasangan mesum itu digerebek. Dini – Mugito benar-benar kena OTT (Operasi Tangkap Tangan), sehingga saat dibawa ke Polsek Serbelawan, pasrah saja. ”Dicerai Tigor saya siap. Tapi kalau bisa jangan sampai, karena saya lebih cinta keluarga daripada PIL,” kata Dini.
Tapi kalau PIL, kan bisa tiga kali sehari sesendok makan, lho. (JPNN/Gunarso TS)

---------- Post Merged at 08:32 AM ----------

Nih berita lainnya :cengir:

Biar Cuma Satpam Pabrik Tapi Pentungannya Mas... (http://www.poskotanews.com/2013/10/24/biar-cuma-satpam-pabrik-tapi-pentungan-nya-mas-2/)

http://www.poskotanews.com/cms/wp-content/uploads/2013/10/dia-231-216x180.jpg


Pilih mana hayo, suami PNS yang sudah pensiun, atau PIL yang hanya Satpam pabrik? Ternyata Mira, 40, memilih Jondi, 42, yang satpam itu. Tapi jangan tanya, meski Satpam umumnya tak dilengkapi senjata api, bagi Mira, ”pentungan” Jondi sungguh lebih menjanjikan!
Istri cap apapun, meski suami sudah pensiun dari dinas, tak mengharapkan juga pensiun dalam urusan ranjang. Tapi karena kodrat, kebanyakan lelaki semakin tambah usia juga semakin mundur dalam urusan satu itu. Ketika suami istri sudah sama-sama tua, fungsi istri tak lebih hanya sekedar teman tidur dalam arti sebenarnya. Makanya yang paling repot, ketika usia suami istri ini tak seimbang. Suami usia 60 tahun sekedar mengajar tidur bareng, istri yang usia 40 tahun maunya…..ditiduri juga!
Ini pula yang menjadi problem Ny. Mira, warga Kelurahan Kedung Jaya, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Di kala usianya masih demikian muda dan enerjik, si suami sudah mulai loyo bak kerupuk disiram air. Padahal maunya Mira, meski suami sudah pensiun dadi PNS sejak 4 tahun lalu, tapi Tisna masih rosa-rosa macam Mbah Marijan. Bila pinjam istilah militer, tampang boleh Pepabri, tapi sepakterjangnya di ranjang masih seperti Akabri.
Kadang Mira menyesal, kenapa dulu mau jadi istri PNS yang beda usia demikian jauh. Dia yang masih usia 20 tahun, diharuskan nikah dengan perjaka tua usia 40 tahunan. Saat masih pengantin baru memang tak ada masalah. Semuanya baik-baik saja. Ibarat mobil, meski Tisna ini jenis Toyota Kijang tahun 96-an, dibuat nanjak di Puncak masih oke juga. Tapi setelah usia menjelang kepala enam, mulai deh. Dibuat nanjak sudah susah, bila gas digeber paksa, eh…..olinya bocor ke mana-mana!
Punya suami yang purna tugas sekaligus purna ranjang, menjadikan hidup Mira kesepian di usia yang demikian emerjik dan kaya vitalitas. Dalam kondisi demikian jomblo tersebut, eh dia berkenalan dengan Satpam Jondi yang usianya tak jauh beda dengannya. Langsung saja dadanya ser-serrran penuh gairah. ”Andaikan dia adalah suamiku,” begitu Mira berkhayal.
Ternyata deburan jantung Mira juga sangat dirasakan oleh Satpam Jondi. Sebab dalam usia STNK demikian, penampilan istri Tisna ini masih menjanjikan. Cukup cantik, pandai bergaul, rambut pendek, suka pakai kacamata hitam, dan tidak merokok. Andaikata doyan merokok juga, pasti mirip deh dengan Bunda Putri made in Cilimus.
Singkat cerita keduanya menjadi akrab, dan ternyata Jondi memang bisa menjawab tantangan Mira selama ini. Bagi istri yang kesepian macam Mira, kondisi ekonomi Jondi tak menjadi dasar pertimbangan. Buat apa punya suami yang duitnya satu prahoto (truk) tapi di ranjang loyo? Mendingan dengan Satpam, meski tak dilengkapi senjata api tapi ”pentungan” Jondi sangat menjanjikan.
Konyolnya, meski siap jadi PIL Mira tapi Jondi tak siap dengan keuangan. Buktinya, untuk berkoalisi ranjang tak mampu pergi ke hotel, kecuali di kamar sendiri sambil menunggu kelengahan Tisna. Dan bilamana selama ini aman-aman saja, berbeda dengan kejadian beberapa hari lalu. Saat keduanya bergulat antara hidup dan mati, tiba-tiba digerebek Tisna dan para tetangga. Keduanya pun dibawa ke Polsek Tanah Sereal.
Ke Polsek Tanah Sereal gara-gara urusan ”sawah” Se-petak. (TN/Gunarso TS)

eve
26-10-2013, 03:26 PM
Gak... Soalnya saya bakal nerapin pendidikan kea ortu saya, dilarang pacaran... Malah saya berniat masukin aulia ke ponpes... *halagh

AsLan
26-10-2013, 04:05 PM
ati2 loh di asrama macam ponpres kabarnya sering terjadi tindak homoseksual.
anak dipegang sendiri aja bu...

sistim asrama bukan sistim keluarga alami kalo menurut saya.

eve
26-10-2013, 08:23 PM
ati2 loh di asrama macam ponpres kabarnya sering terjadi tindak homoseksual.
anak dipegang sendiri aja bu...

sistim asrama bukan sistim keluarga alami kalo menurut saya.

Ah... Terimakasih om aslan mau memberi saya pandangan lain...

Bener sih... Tapi ibu berkarir juga bukan sistim keluarga alami menurut saya...

Coba um aslan mau melamar saya, saya tinggalin karir saya... Terus kita bisa deh membentuk keluarga alami...


*emak2 galau...


*kabur sebelum digorok lily

BundaNa
26-10-2013, 08:27 PM
gila lu eve, laki orang dilirik -_-

ntar masuk pos kota lhooooo





:run:

ancuur
26-10-2013, 09:02 PM
http://i1277.photobucket.com/albums/y500/darcy_george1/petruk-gareng_zpsad8b811b.jpg

AsLan
26-10-2013, 09:04 PM
ibu berkarir memang gak alami, tapi meski anak ditinggal ortukan masih diasuh oleh keluarga level kedua seperti nenek atau paman atau bibi, malamnya masih ketemu ortu.

pendeta saya cerita, saat bertemu anak, coba gali pikirannya, kalau ada tanda2 menyimpang harus segera diluruskan sebelum terlambat.
banyak faham diluaran sana yg menyesatkan pikiran anak2, hal yg salah tapi dia kira benar atau keren...

ancuur
27-10-2013, 01:15 AM
gila lu eve, laki orang dilirik -_-

ntar masuk pos kota lhooooo





:run:

cuma lirik gak papa.. asal jgn kepengen nyobain aja ::hihi::

eve
27-10-2013, 07:59 AM
cuma lirik gak papa.. asal jgn kepengen nyobain aja ::hihi::

Iki yo PEnak