PDA

View Full Version : Paling jelek sakdunia



Alip
04-08-2013, 07:11 AM
Alhamdulillah, akhirnya bisa ngomong ke boss kalau di Indonesia tanggal segini dipaksa cuti sama pemerintah... ::hohoho::

Ceritanya ketemu artikel ini karena searching mau ikutan relawan program mengajar yang diselenggarakan kakak saya, Anis Baswedan... kok topiknya menarik... berikut hasil terjemahan mBah Google dengan sedikit editing
(cuma jadi editor nek!!!::maap::)



aljazira (http://www.aljazeera.com/programmes/101east/2013/02/201321965257154992.html)
Mendidik Indonesia

101 East menyelidiki mengapa sistem pendidikan di Indonesia adalah salah satu yang terburuk di dunia.

Peserta di Indonesia Mengajar, sebuah program yang didanai oleh perusahaan swasta dan dijalankan oleh tokoh pendidik Anies Baswedan, diberikan pelatihan bertahan hidup ala tentara sebelum dikirim. Tapi mereka bukan tentara, mereka adalah profesional terdidik yang dikirim ke pelosok terpencil nusantara untuk mengajar sebagai relawan di beberapa sekolah paling miskin di Indonesia.

Para guru relawan harus berurusan dengan salah satu sistem pendidikan terburuk di dunia. Indonesia baru-baru ini menduduki peringkat terakhir dalam sebuah laporan pendidikan yang menengarai tingkat buta huruf, hasil tes, tingkat kelulusan dan tolok ukur utama lainnya di 50 negara. Hanya sepertiga dari siswa Indonesia - di negara di mana 57 juta bersekolah – menamatkan sekolah dasar, dan sistem pendidikan terkendala oleh pengajaran yang buruk dan korupsi.

Pendidik dan komentator Indonesia mengecam sistem sekolah negara yang lebih menekankan pada belajar menghafal daripada berpikir kreatif. Budaya pengajaran yang bermuara pada ketaatan serta pendekatan kaku studi agama dirujuk sebagai masalah utama.

Ahli pendidikan mengatakan kurang dari setengah dari guru negara memiliki kualifikasi minimum untuk mengajar dengan baik dan menyoroti ketidakhadiran guru sekitar 20 persen. Banyak guru sekolah umum bekerja sampingan di luar kelas untuk meningkatkan pendapatan mereka.

Korupsi juga marak di sekolah-sekolah dan universitas - dengan orang tua seringkali harus membayar suap untuk anak-anak mereka agar bisa lulus ujian atau membayar untuk layanan yang harus disediakan oleh negara.

Indonesian Corruption Watch mengklaim sangat sedikit sekolah di negara yang bersih dari korupsi, penyuapan atau penggelapan - dengan 40 persen dari anggaran mereka tersedot sebelum mencapai kelas.

Sementara itu, jutaan dolar dalam bantuan asing dituangkan ke dalam sistem pendidikan di negeri ini, mengingat belanja pemerintah hanya sebagian kecil dari PDB pada sekolah. Beberapa pengamat internasional bertanya mengapa Indonesia masih mengandalkan pendanaan eksternal untuk pembangunan sekolah mengingat bahwa itu telah terdaftar sebagai negara berpenghasilan menengah dengan Bank Dunia.

Menanggapi kritik, pemerintah Indonesia memperkenalkan kurikulum baru dalam upaya untuk menyederhanakan pendidikan, memangkas tingkat putus sekolah dan memproduksi lebih banyak PhD. Salah satu proposal pemerintah yang paling kontroversial adalah menghapuskan atau menunda pengajaran sains, geografi dan bahasa Inggris di sekolah dasar dan memperkenalkan mata ajar wajib yang mempromosikan identitas nasional dan nilai-nilai patriotik.

Banyak pendidik khawatir bahwa ini bisa mendorong Indonesia kembali ke Zaman Batu di dunia yang cepat mengglobal. Mereka berpendapat bahwa tahun-tahun awal anak adalah waktu untuk menyediakan mereka dengan pendidikan yang lebih formatif menggunakan pemikiran kritis, terutama mengingat tingginya tingkat drop-out setelah lulus sekolah dasar.

Namun pemerintah membela perubahan kurikulum dengan menyatakan bahwa mereka mencoba untuk menyederhanakan sistem sekolah yang dikritik karena sekolah dasar dibebani dengan terlalu banyak mata pelajaran.

Lucunya, banyak komentar di artikel itu yang menyebutkan bahwa sekolah Indonesia sekarang banyak mendapat dana dari Qatar dan Saudi dengan imbal balik kurikulum keagamaan yang akan lebih membuat negeri ini jadi lebih terbelakang, mengingat konsep agama kedua negara tersebut.

Melihat utasannya Etca di sini (http://www.kopimaya.com/forum/showthread.php/10874-Pidato-Yang-Menampar-Dunia-Pendidikan), yuk masukkan anak-anak ke sekolah yang mengajarkan berpikir, bukan menurut... biasakan demokrasi dan diskusi di rumah, dan sesekali jadilah relawan di sekolah-sekolah setempat.

RAP
04-08-2013, 07:32 AM
Setuju banget sama om Alip.
Pingin banget deh jadi relawan, Dan udah lama kagum dengan apa yg dilakukan pak Anis.
Om dong kasih info ttg ini lebih lengkap ::maap::::maap::

Yuki
04-08-2013, 09:00 AM
yg paling bagus sakdunia negara sopo nek?

etca
04-08-2013, 09:04 AM
Peserta di Indonesia Mengajar, sebuah program yang didanai oleh perusahaan swasta dan dijalankan oleh tokoh pendidik Anies Baswedan, diberikan pelatihan bertahan hidup ala tentara sebelum dikirim. Tapi mereka bukan tentara, mereka adalah profesional terdidik yang dikirim ke pelosok terpencil nusantara untuk mengajar sebagai relawan di beberapa sekolah paling miskin di Indonesia.

Topik Indonesia Mengajar (http://www.kopimaya.com/forum/showthread.php/3066-Indonesia-Mengajar-bagimu-negeri) pernah saya buat threadnya khusus.

Ronggolawe
04-08-2013, 09:04 AM
...sekolah Indonesia sekarang banyak mendapat dana dari Qatar dan Saudi dengan imbal balik kurikulum keagamaan yang akan lebih membuat negeri ini jadi lebih terbelakang...
Apakah Qatar dan Saudi tergolong negara terbela
kang? Apakah kurikulum keagamaan = kuno?


komentar-komentar begini justru menunjukkan ke
terbelakangan pemahaman terhadap ajaran Agama,
Mbah Alip :)

Alethia
04-08-2013, 09:45 AM
Qatar bukannya udah maju? hotel2nya banyak banget? Qatar tuh termasuk negara timteng yang kaya loh
impor tenaga kerjanya dari asia kayak Indonesia sama Philippine. Aku kira, kayak Dubai juga.

cherryerichan
04-08-2013, 09:53 AM
sekolah saya harusnya masukk ya..hehehe.eniwe murid kelas 1 tahun ini cuma 3.2 perempuan satu laki.total semua miridnya 18 0rang untuk 3 kelas.

choodee
04-08-2013, 11:09 AM
Dulu pas gladi resik wisuda s1, ada presentasi Indonesia Mengajar ini. Gw liat presentasinya ya lgsg mundur, diseleksi ketat dan ada pelatihan ala militer ;D

Ini kan buat ngajar di daerah2 sangat terbelakang bukan? Ya kalau di kota besar di jawa kan enak bisa milih sekolah macem, di tempat gw, walau dikata ibu kota, sekolah bagusnya paling 2-3 apalagi maw nyari sekolah berazaskan demokrasi ;D

BundaNa
04-08-2013, 11:54 AM
Yg
buat standarisasi pendidikan shg jadi pemeringkatan pendidikan siapa
sih? Trus menempatkan indonesia dgn pendidikan terendah di dunia?
Menurut saya masing2 negara punya karakteristik dan standart sendiri2 yg
kagak perlu dirangking2 di dunia

---------- Post Merged at 10:47 AM
----------

Saya sih lihatnya pendidikan kita perlu keceriaan, mengajarkan kepatuhan
dgn cara mengajak b'pikir. Krn kepatuhan itu perlu, krn kita hidup dgn
role2 sosial di masyarakat. Mengajak berpikir anak2 mematuhi rambu2 lalu
lintas demi keselamatan pribadi dan banyak orang misalnya

---------- Post Merged at 10:54 AM
----------

Memang kenapa dgn kepatuhan dalam agama? Basic agama buat saya perlu.
Buat saya sih asal metode pengajarannya m'buat anak2 tertarik mendalami
sebuah bidang studi udah bagus dan anak2 tidak hanya dinilai secara
akademik sains, dimana matematika, bhs indonesia dan ipa jadi tolak ukur
naik tidaknya ato lulus tidaknya anak2 itu. Karena masing2 anak punya
keunggulan di bidang yg b'lainan

---------- Post Merged at 10:54 AM
----------

Tapi saya setuju adanya indonesia mengajar, ada 2 keuntungan, anak2 yg tidak terjangkau update informasi bisa dpt dari relawan2 itu. Dan relawan2 itu dapet kepekaan sosial dan tahu lebih dalam tentang saudara sebangsanya untuk modal dia nanti ketika jadi pemimpin. Saya suka annies baswedan, krn tdk cuma m'kritik tapi lsg terjun membenahi

choodee
04-08-2013, 12:41 PM
katanya yang paling bagus sih Finland, kalo ga salah ingat.

imo, dr dulu ga pernah kepikiran kalo agama itu menjadi halangan kemajuan pendidikan. setaw gw malah sekolah2 berbasiskan agama di indo itu yang bagus2. dulu gw sd nya sd islam gitu, jauh mending drpd sd negri (di sini loh ya), malah dapat pendidikan bahasa arab juga, sd saingannya cuma sd katholik 1 dan 2, yang sama2 berbasiskan agama jg.

gw dari dulu selalu concern sama pendidikan indo, apalagi setelah gw bandingin antara produk jawa sama produk kampung gw. kasian banget deh. permasalahan terbesar di pendidikan indo adalah, keknya pemerintah masih menempatkan pendidikan itu di urutan nomor kesekian. kurikulum diganti2 tapi gak dikaji, cuman asal ikut2an. jangankan presiden, mentri pendidikannya aja muka tembok dan ga niat gitu ::doh::

masalah kedua ya kemiskinan dan akses pendidikan yang susah. gimana pendidikan maw bagus, ngaksesnya aja susah :ngopi:

imo kesejahteraan itu berbanding lurus sama pendidikan, kalo kesejahteraan aja masi megap2, ya perut dulu nomor 1 baru yang lain2. yang kayak gini harusnya pemerintah membantu dengan benar.

tuscany
04-08-2013, 03:46 PM
Seingatku tingkat literasi di Indonesia sudah lumayan bagus. Kalo tolak ukur lainnya Wallahu a'lam. Bukannya nggak percaya dengan kutipan di atas, tapi pertama sumber penelitiannya nggak jelas yg mana. Kedua, pemerintah aja data kualitas pendidikannya masih morat-marit. Ketiga, belanja pemerintah untuk pendidikan sekarang sangat besar, sekitar 20% PDB - soal efektivitas sih masih debatable . Yang dari luar itu khusus untuk pesantren mungkin.

Kalo sudah lebih jelas ntar aku komen lebih lanjut deh.

TheCursed
04-08-2013, 05:40 PM
Yes.
Gue percaya sama artikelnya si Alip(beneran kakak lo Anis Baswedan ?).

Cobain aja anak2 Indonesia sekitar usia SMU ke atas oper ke sekolah2 di Deutschland sini. Biasanya bakalan kelimpungan, deh.
Vice versa, kalo anak2 sini di oper ke negara kita, mereka lebih santai ngikutin materi kurikulum kita. Cara pengajaran dan lingkungan yang biasanya bakalan jadi masalah.

Oh, BTW, cuman karena negara kaya, nggak terus identik dengan negara maju.

tuscany
04-08-2013, 06:23 PM
bakalan santai?

PPKn, Agama, Orkes, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA (Fisika Kimia Biologi), IPS (sejarah, sosiologi, akuntansi), komputer, kesenian dan keterampilan, muatan lokal...kurikulum di Indo kabarnya padat banget atuh sampe direvisi tahun ini supaya tidak terlalu padat, menurut kutipan di atas.

Yang kelimpungan saat sampe ke Deutschland pastinya bukan yang dari sekolah-sekolah berkualitas dan yang bakalan santai pas sampe di Indo pastinya bukan yang dari Gymnasium, I suppose.

Ronggolawe
04-08-2013, 06:33 PM
Yes.
Gue percaya sama artikelnya si Alip(beneran kakak lo Anis Baswedan ?).

Cobain aja anak2 Indonesia sekitar usia SMU ke atas oper ke sekolah2 di Deutschland sini. Biasanya bakalan kelimpungan, deh.
Vice versa, kalo anak2 sini di oper ke negara kita, mereka lebih santai ngikutin materi kurikulum kita. Cara pengajaran dan lingkungan yang biasanya bakalan jadi masalah.

Oh, BTW, cuman karena negara kaya, nggak terus identik dengan negara maju.

kekeke
Habibie yang kuliah di jerman atas biaya sendiri
(artinya bukan tergolong pelajar genius di Indo
nesia) ternyata sukses berat kuliah di Jerman :)

BundaNa
04-08-2013, 06:48 PM
Yes.
Gue percaya sama artikelnya si Alip(beneran kakak lo Anis Baswedan ?).

Cobain aja anak2 Indonesia sekitar usia SMU ke atas oper ke sekolah2 di
Deutschland sini. Biasanya bakalan kelimpungan, deh.
Vice versa, kalo anak2 sini di oper ke negara kita, mereka lebih santai
ngikutin materi kurikulum kita. Cara pengajaran dan lingkungan yang
biasanya bakalan jadi masalah.

Oh, BTW, cuman karena negara kaya, nggak terus identik dengan negara
maju.

oh ya? kog yg ikut AFS ato program2 pertukaran pelajar, mereka yg bule dpt jatah ke indonesia pada mengeluhkan pelajaran di sekolah indonesia yg bikin mereka kelimpungan ya? Btw, bu ainun cuma lulusan kedokteran indonesia, bisa tuh praktek di jerman

choodee
04-08-2013, 07:10 PM
bakalan santai?

PPKn, Agama, Orkes, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA (Fisika Kimia Biologi), IPS (sejarah, sosiologi, akuntansi), komputer, kesenian dan keterampilan, muatan lokal...kurikulum di Indo kabarnya padat banget atuh sampe direvisi tahun ini supaya tidak terlalu padat, menurut kutipan di atas.

Yang kelimpungan saat sampe ke Deutschland pastinya bukan yang dari sekolah-sekolah berkualitas dan yang bakalan santai pas sampe di Indo pastinya bukan yang dari Gymnasium, I suppose.

makanya gw bilang pemerintah itu ngekaji kurikulum seenak udel, kek "oooh katanya kebanyakan matkul-nya, kurangin aja deh." gw liat di berita ada sekolah pas paska ganti kurikulum barusan melonggarkan pengajaran murid, jadinya murid belajar sambil bermain di lapangan, belajarnya ga di kelas, guru2nya bangga itu seperti terobosan, murid2 pas ditanya mreka senang dengan metode baru (ya iyalah, sapa anak sekolah ga senang bisa main di lapangan dengan alasan belajar?? ) bukannya gw ga suka dengan metode belajar yang lebih bebas, tapi gw merasa alat pengajarnya belum siap, lah guru2nya dah dilatih dengan metode belajar seperti itu belum? yang ga simpatik cuman para ortu, mreka bilang mreka ga maw anak2 mreka dijadiin percobaan (yang di mana gw juga kalo jadi ortu bakal merasa begitu.)

btw, soal susah sekolah di jerman, dulu gw kan pengen skul di luar ya, terus gw research2 dulu lah, di forum sebelah ada tret khususnya, katanya memang banyak yang gagal di tengah jalan skul di jerman.

kalo cuman skul2 berkualitas yang bisa survive di skul jerman, ya still pendidikan indonesia secara keseluruhan ga bisa diliat di situ. ibarat indonesia selalu menyabet medali di olimpiade sains tiap tahunnya, ga mencerminkan pendidikan indonesia secara keselurahan itu ;D

tuscany
04-08-2013, 08:59 PM
Dan sebaliknya, tidak bisa juga digeneralisasi bahwa yang dari Jerman bakal survive sekolah di Indonesia :)
That's actually my point.

serendipity
04-08-2013, 10:30 PM
masalah bakalan survive apa enggak, masalah mental kok bukan melulu masalah bagaimana pendidikan

dokter di rumah sakit yg saya kenal, kuliah di Jerman juga bisa survive. Karna dia mentalnya kuat, dan mau mengikuti peraturan

gak selalu money oriented, tapi bisa menyesuaikan dengan keadaan dan situasi indonesia. Ternyata Indonesia belom sepenuhnya bisa mengakui dokter dari jerman, dalam arti gak bisa praktek kalo gak melakukan beberapa syarat. Saya lupa apa aja syaratnya, yg pasti lumayan menyusahkan dokter tsb

Btw Raditya dika kuliah di luar negeri, ujung2nya balik ke Indo karna dia ngaku gak bisa ngikutin pelajaran disana. Di Indo dia malah bisa survive
Talenta tiap orang beda-bedalah. gak bisa semua org yg kul di luar berhasil

soal mengajak berpikir anak2, gw setuju banget. Sekarang anak-anak jangan asal disuruh nurut aja, entar disuruh bikin bom...malah dia bikin deh tuh bom...
Ajak anak-anak berpikir bahwa bom bikin manusia saling memusuhi, saling membenci, saling menghindar satu sama lain. Dengan begitu anak-anak jadi lebih menghargai satu sama lain

Maap kalo agak ngelantur.. :mrgreen:

ndugu
04-08-2013, 10:42 PM
kalo berdasarkan pengalamanku dulu, kurikulum indo lebih susah loh :mrgreen:

ndableg
04-08-2013, 10:47 PM
Sebenernya apa sih standard nya sistem pendidikan yg buruk dgn yg baik? Ukurannya dari mana? Untuk level mana? Untuk keperluan apa riset yg digelar 101 East itu?

Sepertinya anak2 jalanan di indonesia kalo disekolahkan bisa jadi berpengetahuan luas. Apalagi dikasih komputer suruh oprek2, pasti hebat. Belum lagi kondisi ekonomi yg sulit bisa jadi pemacu anak2 tsb ingin tau banyak dan ga mau dianggap bodoh. Ga spt yg ud mapan yg cenderung ignorant. Sok pinter taunya ga tau apa2.

Menurut gw sih masalah di indonesia bukan kurrikulumnya, tapi kesempatan anak2 utk mendapatkan pendidikan. Kurrikulum tinggal nyontek sana nyontek sini aja jg jadi.

BundaNa
04-08-2013, 10:47 PM
Sebenernya artikel ts ga bisa jadi pijakan tentang t'belakangnya sistem pendidikan indonesia. Di pelosok, pendidikan bukan hal utama, asal bisa calistung itu cukup. Lulus sd itu bagi yg ortunya petani, nelayan, pedagang, adalah usia produktif buat bantu2. Wajar 9 thn udah bagus, tapi metode penyadaran ke ortu tentang pentingnya pendidik yg kurang jalan. Metode penyuluhan dan jemput bola macam indonesia mengajar bisa jadi solusi tentang kesadaran pendidikan

choodee
04-08-2013, 11:06 PM
mnurutku tingkat kesusahan suatu kurikulum ga menentukan kualitas pendidikan suatu negara loh, kalo segampang itu faktor penentunya, tinggal masukin aja kalkulus 1 dan 2 di sma ;D

dua negara toplist best education finland sama korea selatan, metode pengajarannya beda jauh, still masuk urutan atas.


While Finland and South Korea differ greatly in methods of teaching and learning, they hold the top spots because of a shared social belief in the importance of education and its "underlying moral purpose."

see, seperti yg gw bilang, yg nentuin itu emang pandangan bahwa pendidikan itu penting atau gak, which is di indonesia pemerintahnya belum niat sepenuh hati untuk pendidikan di indonesia.


The small number of correlations found in the study shows the poverty of simplistic solutions. Throwing money at education by itself rarely produces results, and individual changes to education systems, however sensible, rarely do much on their own. Education requires long-term, coherent and focussed system-wide attention to achieve improvement.

dan perencanaan pendidikan itu ga bisa instan, perlu kajian lama, ga instan, ganti mentri ganti kurikulum ::grrr:: dan ga asal lempar dana, walau katanya pendidikan kita dapat dana 20% dari APBN, kalo pengelolaannya ga efisien ya sama aja boong.

tapi jujur deh ya, ga usah jauh2 dulu deh indonesia bisa punya pendidikan super bermutu, akses pendidikan yang menyeluruh aja deh dulu. dan memang kita ga bisa bandingin sama finland dan south korea yg negaranya imut2 gitu, indonesia lebih susah pasti.

link artikel http://www.huffingtonpost.com/2012/11/27/best-education-in-the-wor_n_2199795.html

tuscany
04-08-2013, 11:34 PM
masalah bakalan survive apa enggak, masalah mental kok bukan melulu masalah bagaimana pendidikan



Inti poin saya bukan soal survive, melainkan sebaiknya kita tidak menggeneralisir berdasarkan beberapa kasus saja.


Sebenernya apa sih standard nya sistem pendidikan yg buruk dgn yg baik? Ukurannya dari mana? Untuk level mana? Untuk keperluan apa riset yg digelar 101 East itu?


Nah ini juga yang jadi concern saya dari awal, riset itu tujuannya apa? Kenapa melibatkan hanya 50 negara misalnya, dst. Terbelakang dari segi apa? Ahli pendidikan yang dikutip siapa namanya? Jika lebih jelas lebih enak juga diskusinya. Lagian saya ndak yakin hanya sepertiga siswa yang tamat SD. Kalo ndak tamat SMP ato SMA lebih masuk akal.

BundaNa
05-08-2013, 01:19 AM
Inti poin saya
bukan soal survive, melainkan sebaiknya kita tidak menggeneralisir
berdasarkan beberapa kasus saja.



Nah ini juga yang jadi concern saya dari awal, riset itu tujuannya apa?
Kenapa melibatkan hanya 50 negara misalnya, dst. Terbelakang dari segi
apa? Ahli pendidikan yang dikutip siapa namanya? Jika lebih jelas lebih
enak juga diskusinya. Lagian saya ndak yakin hanya sepertiga siswa yang
tamat SD. Kalo ndak tamat SMP ato SMA lebih masuk akal.

Ah ya itu luput gw tanggapin. Seingat gw, mendikbud berkomitmen bahwa tingkat SD tidak ada minimum nilai kelulusan alias sekolah harus meluluskan siswa untuk mencapai target wajib belajar 9 thn. Jadi, angka dan data dari mana anak sd ada yg ga lulus?

Alip
05-08-2013, 08:24 AM
Ternyata cuti yang ‘dipaksa’ oleh pemerintah tidak menjamin kehidupan yang bebas dari kerjaan kantor… <penonton kecewa>::pletak::

Yang saya tau pendidikan Indonesia ada di peringkat 104 dari 181 negara yang dikaji oleh PBB, sedangkan mengenai kinerja siswa Indonesia keluar negri atau sebaliknya, kayaknya tergantung manusianya masing-masing, belum ada penelitian yang menyeluruh. Hanya saja disebutkan dalam Human Development Report (HDR) yang dikeluarkan oleh UNDP, kemampuan rata-rata siswa SD Indonesia dalam tes akademik standar hanya setara dengan negara-negara Amerika Latin yang angka pengeluaran per kapita-nya delapan kali lebih rendah. Dus, artinya prestasi akademik kita yang ekonominya sudah lumayan makmur ini (satu dari top ten mover di skala Human Development Index) ternyata masih setanding dengan negara miskin. Kemajuan ekonomi tidak diikuti dengan kemajuan pendidikan.

Lebih lanjut, laporan keluaran tahun 2010 ini juga menyebutkan bahwa rata-rata tahun belajar manusia Indonesia adalah 5.7 tahun, dengan angka tahun harapan belajar 12.7 tahun. Jadi secara umum rata-rata manusia Indonesia hanya lulus kelas 5 SD, tapi kedepannya ada harapan untuk sampai lulus SMA.


Pingin banget deh jadi relawan, Dan udah lama kagum dengan apa yg dilakukan pak Anis.
Om dong kasih info ttg ini lebih lengkap ::maap::::maap::
Sudah sama utasannya Etca yaa?
Saya sendiri karena sudah ketuaan dan punya keluarga jadi gak memenuhi syarat. Jadinya cuma ikut program yang inspirasi sekolah (http://kelasinspirasi.org/?page=about), baik yang diselenggarakan oleh Indonesia Mengajar, atau yang inisiatip sendiri. Di sekolah anak saya, hal ini rutin dilakukan.


Apakah Qatar dan Saudi tergolong negara terbelakang? Apakah kurikulum keagamaan = kuno?

komentar-komentar begini justru menunjukkan keterbelakangan pemahaman terhadap ajaran Agama,
Mbah Alip :)

Ya tentunya look who’s talking tho, Kakang Tumenggung;D. Itu ada di kolom comments di artikel itu yang bisa diisi oleh siapapun. Tapi commentator aside, saya rasa yang dimaksud merujuk pada persepsi dunia internasional soal pola pendidikan keagamaan di Saudi dan Qatar. Saya pernah baca di salah satu tulisannya Reza Aslan (yang sekarang sedang kelarisan gara-gara wawancara ngaco-nya Fox) bahwa Arab Saudi giat memberi hibah pendidikan ke mana-mana untuk mempromosikan pola berpikir Wahhabiyah yang mereka anut, jadi bukan masalah pendidikan agamanya, tapi ortopraksi (orthopraxy) cara berpikirnya. Arab Saudi sendiri ada di peringkat 110 PBB (jadi malah di bawah Indonesia) dan Qatar ada di peringkat 71. Saya sendiri tidak tahu pola pemikiran di Qatar, so it maybe just personal perception of the commentator (yang kayaknya bukan orang Indonesia ;D).


Yes.
beneran kakak lo Anis Baswedan ?
Kakak kelas di kampus. Kami ambil dosen pembimbing yang sama, yang terkenal paling dijauhi oleh mahasiswa kala itu. :luck:

tuscany
05-08-2013, 04:31 PM
Kemajuan ekonomi tidak diikuti dengan kemajuan pendidikan.

Kalo ini memang sepertinya benar. Pemerintah cenderung meningkatkan kuantitas bukan kualitas. Padahal seharusnya mereka seiring sejalan.




Lebih lanjut, laporan keluaran tahun 2010 ini juga menyebutkan bahwa rata-rata tahun belajar manusia Indonesia adalah 5.7 tahun, dengan angka tahun harapan belajar 12.7 tahun. Jadi secara umum rata-rata manusia Indonesia hanya lulus kelas 5 SD, tapi kedepannya ada harapan untuk sampai lulus SMA.


This is interesting. Mungkin nanti saya akan baca langsung laporannya, tapi dapat di mana ya?
Sementara ini kalo liat datanya, asumsi saya rata-rata itu memasukkan seluruh manusia dewasa Indonesia. Sedangkan angka harapannya untuk anak-anak yang sekarang masih sekolah. Memang di akhir tahun 70an gencar dibangun SD Inpres, tapi jumlah sekolah lanjutannya jomplang. Jadi masuk akal rata-ratanya hanya sekitar SD saja.

opera
05-08-2013, 04:39 PM
Qatar bukannya udah maju? hotel2nya banyak banget? Qatar tuh termasuk negara timteng yang kaya loh
impor tenaga kerjanya dari asia kayak Indonesia sama Philippine. Aku kira, kayak Dubai juga.

negara kaya dan maju karena ngebor tanah keluar uang.

ndableg
05-08-2013, 05:22 PM
Kalo uang yg keluar dimakan para pejabatnya, ya ga maju juga.

TheCursed
05-08-2013, 05:22 PM
...
Kakak kelas di kampus. Kami ambil dosen pembimbing yang sama, yang terkenal paling dijauhi oleh mahasiswa kala itu. :luck:

Oh gitu.
BTW, yang usianya lumayan uzur kayak gue(di atas 30) boleh ikutan Indonesia mengajar nggak ?

Dan makasih Alip atas penjelasannya. Gue pernah baca hal yang sama entah di mana, tapi detailnya lupa. Jadi mendingan mingkem aja dulu. ;D

Alip
06-08-2013, 07:05 AM
This is interesting. Mungkin nanti saya akan baca langsung laporannya, tapi dapat di mana ya?
Ini laporan rutinnya UNDP soal Human Development Report, yang saya pegang edisi 2010. Logikanya sih bisa dicari di situsnya UNDP, soalnya laporan kayak gini seharusnya available for public.


Oh gitu.
BTW, yang usianya lumayan uzur kayak gue(di atas 30) boleh ikutan Indonesia mengajar nggak ?
Kayaknya ikutan yang kegiatan inspirasi sekolah malah lebih diharapkan. Itu acara satu hari kita presentasi ke sekolah-sekolah soal profesi kita, tujuannya untuk memberi anak-anak wawasan (dan sukur-sukur inspirasi) tentang profesi yang ada di masyarakat. Di sana kita dipersilakan cerita panjang lebar asyiknya profsi yang kita geluti, termasuk topik what's the world without us ;D

Tautannya sudah saya post di atas...

Bi4rain
06-08-2013, 09:35 PM
^ kayak career day di sekolah amrik sana ya? enjoy banget tuh, sayangnya di banyak sekolah belum nerapin, padahal ngebantu juga buat anak-anak supaya terinspirasi, sementara klo yang lebih besar anaknya bisa bantu mengetahui kira2 bagaimana jobdesk pekerjaan tertentu.

ndugu
06-08-2013, 10:09 PM
Kayaknya ikutan yang kegiatan inspirasi sekolah malah lebih diharapkan. Itu acara satu hari kita presentasi ke sekolah-sekolah soal profesi kita, tujuannya untuk memberi anak-anak wawasan (dan sukur-sukur inspirasi) tentang profesi yang ada di masyarakat. Di sana kita dipersilakan cerita panjang lebar asyiknya profsi yang kita geluti, termasuk topik what's the world without us ;D

ayahku sering nih
kadang dipanggil oleh pihak sekolahnya, kadang dia sendiri yang volunteer ke sekolah2 :cengir:

sebenarnya kurasa orang2 tua sebenarnya ada kecenderungan suka berbagi pengalaman. dan kupikir konsep mentorship ini sebenarnya ide yang cukup bagus. tapi tidak mudah mencari mentor yang bagus :cengir: