AsLan
04-06-2013, 11:50 PM
JAKARTA - Para kaum Adam, rata-rata menghabiskan
20 jam sepekan untuk bermain game . Demikian
diungkapkan Country Manager Logitech Indonesia
Kurniadih Sutanto saat peluncuran aksesori game
terbaru di Ritter Cyber Cafe, Jakarta (4/6/2013).
Dia memaparkan bahwa dalam sebuah penelitian,
mayoritas pria atau sekira 78 persen gemar nge- game.
"Sepertiga remaja maupun dewasa tak melewatkan
waktunya bermain game," papar kurniadih.
Menurut Kurniadih, ini turut mendorong penjualan
aksesori untuk gaming . Di samping itu, terdapat tiga
faktor yang memicu pertumbuhan tersebut. Yang
pertama katanya, ialah game berbasis free-to-play
yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan hingga 10
kali bagi industri game di Amerika Serikat (AS).
"Sekarang lagi ngetren game free-to-play , orang bisa
unduh gratis kemudian bisa beli-beli item," sebutnya.
Kemudian kata Kurniadih, pertumbuhan pemain League
of Legend (LoL) dengan 32 juta pemain per bulan juga
memiliki peran kunci. Pencapaian ini kata dia tiga kali
lebih besar dari World of Warcraft.
Selain itu, migrasi pola penjualan dari fisik ke digital
melalui platform gaming , seperti yang dilakukan Apple,
Valve, Nvidia, dan Ouya juga mendorong penjualan
piranti gaming . "Bahkan konsol generasi terbaru, Xbox
One dan PlayStation 4 memperluas jangkaunnya,
sehingga konsol tersebut bisa menggunakan peripheral
Logitech G," ungkapnya. "Sejak 2010, pertumbuhan
penjualan peripheral gaming mencapai 25,3 persen,"
lanjutnya.
Sementara itu, orang yang dikategorikan sebagai
maniak game ialah mereka yang memiliki 3.2 piranti
peripheral gaming . "Hasil penelitian menunjukkan 40
persen maniak game berumur di bawah 35 tahun,"
pungkasnya.
20 jam sepekan untuk bermain game . Demikian
diungkapkan Country Manager Logitech Indonesia
Kurniadih Sutanto saat peluncuran aksesori game
terbaru di Ritter Cyber Cafe, Jakarta (4/6/2013).
Dia memaparkan bahwa dalam sebuah penelitian,
mayoritas pria atau sekira 78 persen gemar nge- game.
"Sepertiga remaja maupun dewasa tak melewatkan
waktunya bermain game," papar kurniadih.
Menurut Kurniadih, ini turut mendorong penjualan
aksesori untuk gaming . Di samping itu, terdapat tiga
faktor yang memicu pertumbuhan tersebut. Yang
pertama katanya, ialah game berbasis free-to-play
yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan hingga 10
kali bagi industri game di Amerika Serikat (AS).
"Sekarang lagi ngetren game free-to-play , orang bisa
unduh gratis kemudian bisa beli-beli item," sebutnya.
Kemudian kata Kurniadih, pertumbuhan pemain League
of Legend (LoL) dengan 32 juta pemain per bulan juga
memiliki peran kunci. Pencapaian ini kata dia tiga kali
lebih besar dari World of Warcraft.
Selain itu, migrasi pola penjualan dari fisik ke digital
melalui platform gaming , seperti yang dilakukan Apple,
Valve, Nvidia, dan Ouya juga mendorong penjualan
piranti gaming . "Bahkan konsol generasi terbaru, Xbox
One dan PlayStation 4 memperluas jangkaunnya,
sehingga konsol tersebut bisa menggunakan peripheral
Logitech G," ungkapnya. "Sejak 2010, pertumbuhan
penjualan peripheral gaming mencapai 25,3 persen,"
lanjutnya.
Sementara itu, orang yang dikategorikan sebagai
maniak game ialah mereka yang memiliki 3.2 piranti
peripheral gaming . "Hasil penelitian menunjukkan 40
persen maniak game berumur di bawah 35 tahun,"
pungkasnya.