PDA

View Full Version : Study Banding Melulu, Apa Sih Manfaatnya?



keremus
19-04-2011, 08:29 AM
Ada yang pernah baca atau apa kek soal2 hubungan antara Study Banding
dengan kerja Anggota Dewan ini ? Atau jangan2 di sini ada yang pernah
jadi Wakil Rakyat atau ortunya jadi Wakil Rakyat...Ada gak gunanya tuh?

Duit ampe milyaran diabisin buat Study Banding mulai soal -katanya- Pramuka
ampe -katanya- Akuntansi Publik...Pulang-pulang malah minta gedong baru
kayak punya Perancis..

Ini jadinya rakyat yang ngongkosin wakilnya buat petantang-petenteng
kesana kemari..

gembel
19-04-2011, 08:48 AM
ya berguna donk mbah, bagi anggota dewan kan mereka bisa menambah pengetahuan tentang luar negeri karena pernah jalan-jalan :mrgreen:

keremus
19-04-2011, 08:59 AM
Komisi I

12-20 April----> Perancis = Rp. 944 Juta
Spanyol = Rp. 1,2 M
16-22 April----> Turki, Rusia = Rp. 875 Juta
1-7 Mei --> Amerika Serikat = Rp. 5,7 M


Komisi VIII

17-24 April----> China, Australia = Rp. 1,4 M

(dalam rangka belajar RUU Fakir Miskin--> Gak Ngaca)


Komisi X

24-30 April----> Spanyol, China = Rp. 2 M

(dalam rangka belajar soal pariwisata, pendidikan, fasilitas olahraga,)


BURT

1-7 Mei-------> Inggris, Amerika = Rp. 3,4 M

(dituduh merayakan diterimanya proposal gedong miring)

keremus
19-04-2011, 09:00 AM
Saya pengen tau anggota komisi diatas dan anggota BURT (kalo BURT ini taunya
Pius Lustrilanang eks aktivis itu..)

keremus
19-04-2011, 09:08 AM
Yang saya baca, orang2 KBRI kesal banget kalo ada rombongan Study Banding ini,
bikin repot saja.

Cocok dengan kata Pak Dubes RI di Swiss ini :

Dubes RI di Swiss: Studi Banding DPR 90% Tidak Bermanfaat!

Jakarta - Berbagai kecurigaan publik tentang minimnya aktivitas anggota Dewan saat studi banding di luar negeri dibenarkan Duta Besar Republik Indonesia di Swiss, Djoko Susilo. Dari setiap kunjungan yang ada selama ini, 90 persen di antaranya tak bermanfaat bagi rakyat.

"Berdasarkan pengalaman saya setahun jadi dubes. Bukan hanya di swiss tapi berdasarkan informasi dari teman-teman dubes di Eropa seperti Belanda, Jerman dan Prancis, 90 persen tidak ada manfaatnya," kata Djoko kepada detikcom, Senin (19/4/2011).

Djoko menolak dengan tegas kunjungan kerja yang bersifat asal-asalan. Bagi politisi PAN ini, kunjungan ke luar negeri bisa dibenarkan asal memiliki tujuan yang jelas.

"Misalnya untuk konferensi misal dari KTT, perundingan, atau tindakan pembelaan warga negara TKI dll, kategori pertama ini sah dan penting," imbuhnya.

Selain itu, kunjungan ke luar negeri bisa dilakukan dalam misi kebudayaan atau mempromosikan pariwisata atau olahraga.

"Nah, ini misi yang ke luar negeri, yang terakhir disebut studi banding. Ini dominannya DPR termasuk DPRD," sambungnya.

Karena itu, Djoko menolak setiap kunjungan anggota Dewan ke Swiss jika tak memiliki agenda yang pasti. Bila kegiatan yang dilakukan kurang dari 70 persen waktu kunjungan, jangan harap bisa mendapat izin dari Djoko.

"Kalau tidak seperti itu, batalkan saja. Saya pernah menolak kunjungan DPRD Sumatera dia datang ke sini 5 hari, tapi hanya mengalokasikan 5-6 jam untuk acara," tegasnya.

Sebelumnya, berbekal draf RUU Fakir Miskin yang masih setengah jadi, rombongan komisi VIII DPR bertolak ke Australia dan China. Rombongan yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR Gondo Radityo Gambiro bertolak ke Australia dan China pada hari Minggu (17/4). Rombongan akan melakukan tour ke dua negara tersebut hingga 24 April 2011.

Tidak ketinggalan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR pun ikut melawat ke Amerika Serikat dan Inggris. Kunjungan ke Amerika dan Inggris yang dilakukan BURT DPR dijadwalkan di awal bulan Mei 2011.

Komisi I DPR juga melakukan kunjungan ke Amerika Serikat 1-7 Mei 2011 dengan menghabiskan anggaran Rp 1.405.548.500.

keremus
19-04-2011, 09:17 AM
Jakarta - Apa saja kegiatan anggota DPR saat studi banding ke luar negeri? Dubes Republik Indonesia di Swiss Djoko Susilo mengungkapkan, belanja, wisata, hingga umroh menjadi tujuan utama.

Menurut Djoko, ada sejumlah negara yang menjadi tujuan favorit anggota Dewan untuk studi banding. Pertama adalah kawasan Amerika Utara yang meliputi Amerika Serikat (AS), Kanada dan wilayah lainnya.

Lalu, tujuan favorit kedua adalah kawasan Eropa Barat yang mencakup Swiss, Belanda, Inggris, Prancis, dan jerman. Terakhir adalah wilayah Asia Pasifik seperti Australia, Jepang, Korea dan China. Sebagian ada juga yang ke Timur Tengah, seperti Arab Saudi dan Mesir.

"Ada ciri khasnya, biasanya negara yang dipilih adalah negara mapan atau maju, dimana kemudian kepergian ini bisa jadi ada kegiatan sampingan seperti belanja atau berwisata," kata Djoko kepada detikcom, Selasa (19/4/2011).

"Dalam jumlah yang sedikit ada yang ke Timur Tengah, Arab Saudi dan Mesir. Tapi itu ujung-ujungnya umroh atau wisata," sambungnya.

Djoko yang pernah duduk sebagai anggota DPR ini menilai, anggaran untuk studi banding meningkat sejak tahun 2009. Karena itu, kunjungan pun semakin ramai, meski tanpa arah yang jelas.

Politisi PAN ini mengaku heran karena tidak pernah ada kabar studi banding atau kunjungan ke negara-negara miskin di Afrika. Padahal, untuk mencari sebuah perbandingan, tidak melulu harus dari negara maju.

"Catatan saya hampir-hampir tidak pernah ke negara-negara Afrika, untuk membandingkan kenapa mereka miskin dan tetap miskin. Kolega saya duta besar di Etiopia atau Amerika Latin termasuk jarang menerima, termasuk Zimbabwe, Sudan, dan negara lain seperti Chile, Per dan sebagainya jarang," paparnya.

Sebelumnya, berbekal draf RUU Fakir Miskin yang masih setengah jadi, rombongan komisi VIII DPR bertolak ke Australia dan China. Rombongan yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR Gondo Radityo Gambiro bertolak ke Australia dan China pada hari Minggu (17/4). Rombongan akan melakukan tour ke dua negara tersebut hingga 24 April 2011.

Tidak ketinggalan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR pun ikut melawat ke Amerika Serikat dan Inggris. Kunjungan ke Amerika dan Inggris yang dilakukan BURT DPR dijadwalkan di awal bulan Mei 2011.

gembel
19-04-2011, 09:25 AM
klo ada pampang nama dan foto wakil rakyat yang plesiran juga mbah

http://i401.photobucket.com/albums/pp96/yudhisensei99/JAYUS%20ABIS/erymfaxj.gif

keremus
19-04-2011, 09:26 AM
nanti mau cari nama2 dan kalo perlu foto2 wakil kita ini..

*mau nitip oleh2*

E = mc²
19-04-2011, 10:03 AM
biar kalo nonton video di luar negeri, gak akan digerecoki wartawan tengil. pasti itu alasannya

Junvie
19-04-2011, 11:38 AM
ga ada gunanya .
kalo dulu pas belum ada Internet, Wi Max, Bluetooth, 3G, masih wajar buat studi banding.

sekarang cuma jadi alasan aja, lagian yang jadi bahasan biasanya yang ga penting, UU Etika lah, UU Fakirlah. Aslinya sih cuma pembagian jatah jalan-jalan per Komisi.

GiKu
19-04-2011, 12:37 PM
study banding bermanfaat untuk :
- menambah wawasan
- menambah koleksi (gantungan kunci)
- dapat uang saku
- update photo prifile
- .....

beastmen85
19-04-2011, 04:11 PM
Study Banding Melulu, Apa Sih Manfaatnya?



refreshing

danalingga
19-04-2011, 04:16 PM
Buat rakyat sih rasanya nggak ada manfaatnya, tapi kalo buat anggota DPR nya jelas bermanfaat.

gembel
19-04-2011, 05:11 PM
tuh kan, pada bilang bermanfaat. jadi kgk mubazir kok mbah

http://i401.photobucket.com/albums/pp96/yudhisensei99/JAYUS%20ABIS/erymfaxj.gif

Ray Surya
19-04-2011, 08:47 PM
bubarin DPR!!
ganti dgn FPI

pasingsingan
19-04-2011, 10:30 PM
urat malunya anggota dewan dah pada putus
makin disorot rakyatnya, makin kenceng aja niat gilanya
belagak pilon n pura2 gak denger aja bawaannya.

EGP ... lu pade gak mikir apa
emangnya nyaleg gak pake modal?
sekarang saatnya balikin modal coy ...... garuk teruuusss :))

ndugu
20-04-2011, 09:37 AM
kupikir studi banding dan membuka wawasan sih oke2 aja, tapi kalo sampe berlebihan dan dengan agenda ga jelas gini, yah itu udah penyalahgunaan dana... tuh duit keluarnya sampe bermiliar2, kok banyak amat ya? nyari hotel berbintang mulu ya ::elaugh:: mungkin dibatesin cuman bole tinggal di hotel berbintang 1 ato 2, liat deh apa mereka masi suka studi banding :mrgreen:

keremus
28-04-2011, 08:35 AM
akarta - Kunjungan anggota DPR ke luar negeri di saat parlemen negara tujuan sedang reses adalah sebuah tindakan memalukan. Hal inilah yang dilakukan anggota Komisi VIII dan Komisi X dengan berkunjung ke Australia dan Spanyol. Tindakan mereka dinilai justru akan melecehkan DPR sendiri.

"Itu hanya akan melecehkan DPR sendiri karena mereka kesan jalan-jalan, wisata dan berfoya-foyanya sangat kuat," kata Koordinator Forum Peduli Parlemen Indonesia, Sebastian Salang, saat dihubungi detikcom, Kamis (28/4/2011).

Sebastian mengatakan, kunjungan kerja DPR terkesan dipaksakan karena biaya kunjungan sudah dianggarkan. "Jadi semangatnya menggunakan anggaran yang sudah ditetapkan, walaupun agendanya tidak penting," ujar Sebastian.

Dia melanjutkan, konsep kunjungan kerja juga tidak menjamin anggota DPR mendapatkan hal-hal penting dan substansial bagi penyusunan sebuah undang-undang. "Kunjungan kerja yang berbondong-bondong juga akan membuat sulit pertanggungjawaban pribadi," ujarnya.

Seperti diketahui, Komisi VIII dan Komisi X DPR mengunjungi Australia dan Spanyol di saat parlemen kedua negara tersebut sedang reses.

Bahkan dalam sebuah acara tatap muka dengan masyarakat di aula KBRI Madrid, Senin (25/4), Wakil Ketua Komisi X, Rully Chairul Azwar, mengatakan, salah satu tugas komisinya adalah memang mengunjungi obyek-obyek wisata.

"Saat ini DPR memang sedang menjadi sorotan banyak pihak, tapi ya gimana lagi, kan memang tugas kami seperti ini," ujar Rully Chairul Azwar, seperti direkam Masindo.



(lrn/nvc)


T

keremus
28-04-2011, 08:37 AM
Ke Spanyol Tanpa Tujuan Jelas, Eko Patrio Cs Terancam Dievaluasi FPAN

Jakarta - Anggota Komisi X DPR berkunjung ke Spanyol di tengah masa reses parlemen Spanyol, termasuk Eko Patrio dari FPAN. Eko terancam terkena evaluasi karena perencanaan yang tidak matang.

Selain kunjungan Komisi X DPR ke Spanyol, FPAN DPR akan mengevaluasi sejumlah anggotanya di Komisi VIII DPR menyangkut perencanaan kunjungan yang tidak matang.

"Ini akan menjadi bahan evaluasi buat kita. Kita tidak menerima informasi ini lebih dahulu bahwa perencanaan kunjungan komisi X dan VIII ternyata tidak matang," kata Sekretaris FPAN DPR, Teguh Juwarno, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (27/4/2011).

Teguh berpendapat, langkah Komisi X dan Komisi VIII DPR sungguh di luar dugaan. Sejumlah anggota FPAN yang ikut seharusnya mematuhi aturan main yang jelas.

"Dulu PAN mengajukan moratorium kunjungan kerja selama enam bulan kami melakukan evaluasi. Kunjungan kerja harus dilakukan secara selektif dengan hasil berguna," ujarnya.

Ke depan, kata Teguh, kunjungan ke luar negeri yang tidak jelas tidak akan direstui oleh FPAN dan harus ada pertanggunganjawaban kunjungan kerja DPR kepada rakyat.

"Harus ada pengisian form penugasan berisi poin-poin mulai dari maksud tujuan, kemudian ke mana saja negara yang dikunjungi dan apa saja yang dihasilkan," kata Teguh.

keremus
28-04-2011, 08:38 AM
Stduy Banding ke Spanyol, tau2 parlemen Spanyol lagi reses.
Plongok2 lah anggota Dewan ini...
Dasar..,

Udah begitu, minta Dubes RI di Swiss ditarik gara2 mengecam kelakuan Study Banding mereka
Yang gak jelas.

Pantes ada seniman bilan DPR = WC Umum..

wakakakk..

keremus
28-04-2011, 08:46 AM
Suara DPR untuk mendesak Presiden SBY menarik Djoko Susilo dari kursi duta besar Swiss sudah bulat. Bila langkah itu tidak ditempuh, DPR menganggap pemerintah sama saja dengan melecehkan lembaga legislatif.


Desakan itu, menurut Ketua DPR Marzuki Ali, karena DPR merasa kritikan Djoko soal kunjungan kerja para wakil rakyat ke luar negeri sudah berada di luar kewenangannya sebagai seorang duta besar.


“Saya dukung, malah agak lebih ekstrim lagi ya. Menlu harus menegur keras dan menindak duta besarnya itu. Kalau tidak ditarik itu sama saja dengan pelecehan terhadap DPR. Ingat lho DPR itu lembaga negara yang sejajar dengan presiden,” tegas Marzuki menjawab matanews.com, Selasa 26 April 2011.


Marzuki menilai, tugas seorang duta besar adalah sebagai wakil negara untuk di luar negeri, bukannya malah mengurusi para representatif rakyat dalam negeri. Meskipun Djoko pernah menjadi anggota DPR, sambung politisi Partai Demokrat itu, bukan berarti dia berhak mengeritisi DPR periode sekarang.


“Memang dia juga sudah pernah di DPR, tapi kan kondisinya sudah lain antara DPR masa dia dengan yang sekarang. Tugas-tugasnya pun berbeda,” terang Marzuki.
Menurutnya, tak selalu kunjungan ke luar negeri itu buruk. Marzuki menerangkan bahwa terkadang ada beberapa tugas yang dilakukan demi memenuhi panggilan dari negara yang mengundang para wakil rakyat dan ada pula undangan yang tak bisa ditolak.


Misalnya kunjungannya ke China, baru-baru ini, dalam rangka memenuhi undangan dari perdana menteri dan ketua parlemen negara tirai bambu tersebut. Namun, pada saat yang hampir bersamaan itu pula, Marzuki mendengar kritikan Djoko soal kunker DPR ke luar negeri. Karenanya sebagai Ketua DPR, dia merasa tersinggung.


“Nggak enak juga saya mendengarnya waktu sedang berada di China. Itu pun sebetulnya bukan urusan dia. Pak Djoko tidak tepat posisinya mengeritik kita, dia kan di pemerintahan jauh di bawah levelnya dan nggak tahu persis kerja DPR apa saja,” tutupnya.


Sebelumnya Djoko mengeritisi kunker DPR ke luar negeri karena dianggapnya sering tidak tepat waktu dan sasaran yang ingin dicapai tidak jelas.


“Misalnya berkunjung ke negara-negara di Eropa pada musim panas. Padahal, pada waktu itu anggota Dewan di Eropa sedang masa reses dan tidak ada di tempat,” ujar Djoko.


Menanggapi pernyataan tersebut, Wakil Ketua DPR bidang Politik dan Keamanan Priyo Budi Santoso meminta agar SBY segera menarik Djoko dari Kedutaan Besar RI di Swiss. Alasannya karena mantan anggota dewan dari Fraksi PAN itu dianggap tak layak mengeritik DPR.


“Kalau yang mengeritik masyarakat atau LSM, itu bisa diterima,” imbuh Priyo. (mar/ham)

boeboen
28-04-2011, 02:02 PM
"Menurutnya, tak selalu kunjungan ke luar negeri itu buruk."
Jadi artinya sebagian besar buruk donk pak....

itsreza
28-04-2011, 02:31 PM
studi banding tujuannya penyerapan anggaran.. mereka merasa sayang sudah menyusun anggaran tapi dipakai..
padahal anggaran negara dibiayai dari utang :o